jpnn.com, MALANG - Nama Rektor Universitas Brawijaya, Prof Dr Ir Moch Bisri mulai masuk bursa calon wali kota Malang.
Namun, munculnya nama baru itu tidak membuat peluang empat calon yang daftar ke DPC PDIP mengecil.
BACA JUGA: Mantan Menteri PDT Era SBY Ini Ikut Berebut Tiket Cagub dari PDIP
Dari empat nama, Sutiaji, Arief Wicaksono, Gandung Rafiul, dan Wahyu Eko Setiawan, nama Sutiaji masih kuat untuk diusung oleh partai banteng bermoncong putih ini.
Pengamat politik dari Universitas Brawijaya (UB), Wawan Sobari mengatakan langkah DPP PDIP mendekati Rektor UB, Bisri karena menguji elektabilitas.
BACA JUGA: Mumpung Idulfitri, Sekjen PDIP Ajak Semua Pihak Kompak Dukung Jokowi
Faktor kepopuleran calon yang bakal diusung sangat penting karena memperngaruhi pertarungan di Pilwali 2018 mendatang.
”Saya mencermati ini wajar yang dilakukan PDIP, tetapi saya mempertanyakan survei yang dipakai oleh partai tersebut, kok sampai bisa muncul nama Pak Bisri,” kata dia.
BACA JUGA: PDIP Ajak Tokoh Masyarakat, Insan Pers dan Aktivis Medsos Utamakan Jiwa Positif Bangsa
Lanjutnya, dia tidak kaget dengan munculnya Bisri sebagai bacawali. Pasalnya, sebelumnya memang gencar para alumni UB mendorong Bisri untuk nyalon secara independen.
”Saya mengetahui banyak alumni yang mendukung untuk maju perorangan,” kata dia.
Wawan mencermati kalau Bisri berani maju nyalon dari indendepen atau partai politik, syarat utama yang harus dilakukan adalah meninggalkan status PNS( (Pegawai Negeri Sipil).
”Faktor ini juga patut dipikirkan, apakah mungkin Pak Bisri melepas status PNS-nya demi maju di Pilwali Kota Malang 2018?” tanya Wawan.
Masih menurut Wawan, dengan mendekati Rektor UB, itu memudahkan DPP PDIP untuk mengakses opini publik.
Hasilnya untuk menentukan keputusan rekomendasi agar pertarungan politik 2018 dapat dimenangkan. ”Ini menjadi salah satu cara mengukur elektabilitas lawan,” kata dia.
Saat disinggung peluang pendaftar bacawali di DPC PDIP menjadi mengecil, Wawan tidak sependapat. Terlebih menurut Wawan, Sutiaji lebih popular dari Rektor UB, Bisri.
”Saya kira elektabilitas Sutiaji lebih baik dari Bisri, karena dia orang nomor dua di Kota Malang saat ini,” kata Wawan
Pria Ketua Program Studi Magister Ilmu Sosial ini menambahkan kalau nama Sutiaji juga masih menjual atau marketable, lalu juga memiliki basis kekuatan dari pemuda Nahdlatul Ulama (NU).
”Saya mencermati Pak Arif Wicaksono, Ketua DPRD Kota Malang juga masih kalah populer dari Pak Sutiaji,” pungkasnya.
Terpisah, Sutiaji, bakal calon wali kota (bacawali) Malang tidak gusar sama sekali dengan munculnya nama Rektor Universitas Brawijaya, Prof Dr Ir Moch Bisri di barisan bacawali dari PDIP.
Wakil Wali Kota Malang ini menegaskan sudah menyiapkan banyak rencana terkait pencalonannya di pilwali (pemilihan wali kota) Malang 2018 mendatang.
”Saya tidak gusar dengan fakta tersebut, saya bahkan sudah mengetahui sebelum daftar di PDIP,” kata Sutiaji, Kamis (6/7) kemarin.
Dikatakan, keputusan mendekati Rektor UB adalah hak bagi DPP (Dewan Pimpinan Pusat) PDIP. Sehingga Sutiaji tidak ingin terlalu memikirkan peristiwa tersebut.
Saat disinggung kemungkinan peluangnya endapatkan rekomendasi dari DPP PDIP mengecil setelah ada nama Bisti, Sutiaji tidak berkecil hati.
”Bagi politisi seperti saya, itu tidak membuat gentar, saya dididik dengan mental petarung,” ungkap Sutiaji.
Seperti diberitakan,persaingan merebut kursi wali Kota Malang pada Pemilihan Wali Kota (Pilwali) 2018 kian seru saja.
Setelah Moch. Anton, Sutiaji, Arief Wicaksono, Gandung Rafiul, dan Wahyu Eko Setiawan yang menyatakan siap nyalon, satu nama lagi yang gencar diisukan nyalon. Dia adalah Rektor Universitas Brawijaya (UB) Prof Dr Ir Moch. Bisri.
Rektor UB ini muncul setelah perwakilan dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP Ahmad Basarah secara langsung menemui Bisri di rumahnya beberapa hari lalu.
Atas persetujuan dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Basarah mencoba meyakinkan kepada Bisri untuk bersedia dicalonkan menjadi wali Kota Malang periode 2018–2023.(asa)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Honing Sanny Sudah Mendaftar di Empar Partai, Ini Calon Wakilnya
Redaktur & Reporter : Soetomo