Mungkin 5 Nahdiyin yang Menemui Presiden Israel Itu Belum Cukup Umur

Rabu, 17 Juli 2024 – 08:03 WIB
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf. Foto: dokumentasi PBNU

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan permohonan maaf atas kegaduhan yang dibuat oleh lima warga NU atau nahdiyin.

Sebanyak lima nahdiyin mengunjungi Presiden Israel Isaac Herzog, fotonya viral di media sosial.

BACA JUGA: 5 Pemuda NU Temui Presiden Israel, Sekjen PBNU: Kunjungan Itu Lukai Perasaan Kita Semua

Kelima orang tersebut berasal dari sejumlah lembaga di bawah naungan PBNU, seperti Fatayat NU, Pengurus Pusat (PP) Pagar Nusa NU, Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia), dan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Banten.

Gus Yahya -KH Yahya Cholil Staquf, menilai terdapat unsur ketidaktahuan atas apa yang dilakukan oleh lima warga NU itu.

BACA JUGA: 5 Warga NU Bertemu Presiden Israel, PBNU Bereaksi

"Saya kira ini karena masalah ketidaktahuan teman-teman ini tentang konstelasi, peta, dan sebagainya. Ya, karena mungkin belum cukup umur atau bagaimana, ya," katanya dalam konferensi pers di Kantor PBNU di Jakarta, Selasa (16/7).

Gus Yahya mengungkapkan keberangkatan kelima nahdiyin tersebut diawali dengan ajakan salah satu organisasi nirlaba yang bertindak sebagai advokat Israel kepada masing-masing dari kelima nahdiyin tersebut secara pribadi.

BACA JUGA: Setelah Menghukum Warga Israel, Uni Eropa Hajar Iran dengan Perpanjangan Sanksi

Pada awalnya keberangkatan mereka hanya merupakan ajakan untuk dialog antaragama atau interfaith dialogue dengan berbagai pihak, tanpa adanya pertemuan dengan Presiden Israel.

"Dan itu (pertemuan dengan Presiden Israel) mendadak diadakan di sana," tuturnya.

Menurut Gus Yahya, hal ini merupakan salah satu upaya yang mencoba menyeret PBNU ke dalam agenda politik internasional.

Gus Yahya menekankan pihaknya akan memberikan sanksi kepada lima nahdiyin itu.

"Aturan kami sudah jelas mengenai kesalahan dan sanksi. Kalau bisa dikatakan, ya, tahu atau tidak tahu mereka telah melanggar suatu aturan," tutur Gus Yahya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler