jpnn.com - JAKARTA - Capres bernomor urut 2 di Pilpres 2024 Prabowo Subianto sempat melontarkan pertanyaan soal kelangkaan pupuk di Jawa Tengah (Jateng) untuk menyudutkan Ganjar Pranowo dalam Debat Capres Pemilu 2024 pada Selasa (12/12/2023) malam.
Kontestan pilpres yang berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka itu menyinggung tentang Kartu Tani program andalan Ganjar di Jateng yang tidak membawa banyak manfaat saat pupuk langka.
BACA JUGA: Beber Kerugian Akibat Korupsi 1 Dekade, Ganjar: Bisa Untuk Bangun 27 Ribu Puskesmas
“Pas saya keliling, khususnya di Jawa Tengah, Pak Ganjar, petani-petani di situ sangat sulit mendapatkan pupuk dan mereka mengeluh dengan kartu tani yang bapak luncurkan,” kata Prabowo dalam debat capres yang digelar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) itu. Ganjar yang diberi kesempatan menanggapi pertanyaan Prabowo itu langsung menyatakan kelangkaan pupuk tidak hanya terjadi di Jateng, tetapi juga di daerah lain di seluruh Indonesia.
"Untuk Pak Prabowo, saya harus mengingatkan, Pak. Pupuk langka terjadi di Papua, Pak. Pupuk langka terjadi di Sumatera Utara, Pak. Pupuk langka terjadi di NTT, NTB, Kalimantan Timur," ujar Ganjar.
BACA JUGA: Ganjar Prihatin, Uang Negara yang Dikorupsi Bisa Bangun 27 Ribu Puskesmas
Gubernur Jateng periode 2013-2018 dan 2018-2023 itu melontarkan serangan balik dengan menyebut Prabowo tidak menguasai data.
Ganjar menyatakan Prabowo sebagai mantan ketua umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) semestinya menguasai persoalan petani.
BACA JUGA: Beri Masukan untuk Debat Capres, Alam Puas dengan Penampilan Ganjar
Capres bernomor urut 3 di Pilpres 2024 itu menegaskan seharusnya Prabowo mengetahui kelangkaan pupuk disebabkan data petani yang tidak akurat sehingga penyaluran pupuk tidak tepat sasaran.
“Mungkin Bapak sedikit agak lupa, untuk itu saya bisa mengingatkan karena Bapak pernah menjadi ketua HKTI, Pak. Data petani kita tidak pernah beres. Maka kalau kemudian satu data petani itu bisa kita kelola, maka distribusi pupuknya bisa sampai dan tepat sasaran,” kata Ganjar.
Capres yang berpasangan dengan Mahfud MD itu menegaskan kelangkaan pupuk yang terjadi di seluruh Indonesia juga disebabkan adanya pembatasan kuota.
Menurut Ganjar, ketika kuota pupuk dibatasi, pemerintah harus menyiapkan satu data tentang petani agar distribusi pupuk tepat sasaran dan tidak terjadi kelangkaan.
Ganjar menambahkan dirinya langsung menghubungi wakil presiden saat Jateng mengalami kelangkaan pupuk. Tujuannya agar Jateng memperoleh tambahan kuota.
“Pak Wapres, tolong, kasih tambahan. Kalau tidak cukup, maka ini terjadi di seluruh Indonesia dan ini yang harus kita kerjakan nanti," ucap Ganjar. (jpnn.com)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Tim Redaksi