jpnn.com, LONDON - Panglima militer Inggris Nick Carter memilih husnuzan alias berbaik sangka kepada kelompok Taliban yang kini berkuasa di Afghanistan. Menurut dia, mereka layak diberi kesempatan untuk membentuk pemerintahan baru di Afghanistan.
Menurut Jenderal Carter, dunia nanti akan mengetahui apakah kelompok pemberontak yang dalam beberapa dekade telah dicap oleh Barat sebagai kalangan Islam garis keras itu bisa bersikap lebih rasional.
BACA JUGA: Kota-Kota di Inggris Nyatakan Siap Menampung Warga Afghanistan Pembenci Taliban
Taliban sendiri sudah memberi sinyal bahwa mereka sudah berubah dibanding saat pertama kali mengambil alih pemerintahan Afghanistan pada awal dekade '90an silam.
Pejabat kelompok islamis itu mengatakan, para pemimpin Taliban akan menunjukkan diri mereka kepada dunia.
BACA JUGA: Minta Dunia Percaya, Taliban Buka Suara soal Hak Wanita
Carter mengatakan dirinya sudah berkomunikasi dengan mantan presiden Afghanistan Hamid Karzai yang disebutnya akan bertemu dengan Taliban pada Rabu.
"Kita harus sabar, kita harus menahan diri dan kita harus memberi mereka ruang untuk membentuk pemerintahan dan kita harus memberi mereka ruang untuk menunjukkan mandat mereka," kata Carter kepada BBC.
BACA JUGA: Menumpang Pesawat Amerika, Ratusan Warga Afghanistan Berhasil Kabur dari Taliban
"Mungkin saja Taliban yang sekarang berbeda dari Taliban yang dulu diingat orang dari tahun 1990-an."
"Nanti kita akan tahu, jika kita memberi mereka ruang, bahwa Taliban ini tentunya lebih masuk akal namun apa yang harus kita ingat adalah bahwa mereka bukan organisasi yang homogen - Taliban adalah kelompok para tokoh adat yang beragam dan berasal dari seluruh daerah pedesaan Afghanistan."
Carter mengatakan Taliban sejatinya adalah "anak-anak desa" yang menjalani "Pashtunwali", pedoman hidup suku tradisional dan kode etik bangsa Pashtun.
"Mereka mungkin adalah Taliban yang lebih bertindak secara wajar," kata Carter.
"Mereka kurang represif. Dan tentu, jika Anda melihat cara mereka memerintah Kabul saat ini, ada indikasi mereka lebih wajar."
Namun sejumlah veteran tentara Inggris meragukan hal itu.
"Orang seharusnya tidak dirayu dengan kata-kata lembut seperti ini," kata Charlie Herbert, mantan mayor jenderal angkatan darat Inggris yang pernah bertugas di Afghanistan dan juga bekerja sebagai penasihat senior NATO kepada Sky News.
"Taliban membutuhkan pengakuan internasional. Mereka merebut kekuasaan dengan kekuatan dan mereka kini sangat menginginkan pengakuan internasional, dari China, dari Rusia dan Barat, mereka mereka membutuhkan itu. Jadi mereka akan menggunakan kata-kata pemikat tentang kesempatan yang sama bagi perempuan," kata dia.
Herbert mengatakan tak ada bukti Taliban telah menjadi moderat.
"Mereka menunggu, mereka bertaruh waktu hingga kita meninggalkan Kabul dan kemudian pertumpahan darah akan dimulai ketika tidak ada wartawan dan warga asing yang melihat hal itu." (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil