Murid Azahari Gabung Kelompok Poso

Polri Mulai Operasi Maleo Aman 1

Senin, 14 Januari 2013 – 04:52 WIB
JAKARTA---Perburuan terhadap kelompok teroris Poso makin serius. Kali ini, Polri menghelat operasi Maleo Aman 1 dengan kekuatan 1.185 anggota Polri dan 170 tentara. "Fokusnya tentu pada pengendalian keamanan dan pemulihan ketertiban di Poso," ujar Kabagpenum Mabes Polri Kombes Agus Rianto kemarin (13/01). 

Polri mengejar kelompok Santoso yang diduga kuat sebagai biang dari penyerangan-penyerangan terhadap polisi di kawasan Sulawesi Tengah. "Jaringan ini didukung oleh DPO DPO lama di kasus terorisme," katanya.

Sebanyak 24 DPO diumumkan polisi kemarin. Salah satu nama besar yang tercantum disitu adalah Upik Lawanga. Upik adalah ahli bom pipa dan bom termos yang pernah terlibat dalam serangkaian kerusuhan di Poso pada 2005-2006. Upik juga pernah mendapatkan pelatihan langsung dari Dr Azahari.

Menurut Agus, kelompok ini dipimpin oleh Santoso alias Abu Wardah. "Dia ini buron paling berbahaya saat ini," kata mantan Kabidhumas Polda Jawa Barat ini.

Sebanyak 24 nama DPO itu adalah "Mamat, Santoso alias Abu Warda, "Alian San alias Pak De alias Komandan, Hendro. Lalu Taufik Buraga alias Upik Lawanga, Herman alias David, Fadlun alias Lun, Faris, Anto.

Ada lagi Sugiatno alias Su alias Abiny Irul, Can alias Fajar alias Muhammad Fuad, Ambo Intan alias Ambo alias Pambo, Ali Sannang alias Papa Kairul, Imron, Azis alias Papa Sifa, Sugir alias Yanto alias Mas Yanto, Busro alias Dan alias Atif.    

DPO lainnya adalah Maskoro alias Daeng Koro alias Abduu Salam alias Sabar, Joko alias Kadir, Samil alias Nunung, Bogar, Hadit, Salahudin alias Jon dan Ambo.

Di bagian lain, Tim Pencari Fakta yang dibentuk masyarakat di Bima kemarin sudah mengumumkan hasil investigasinya. Menurut Ketua TPF Hadi Santoso, tim menyimpulkan salah satu korban penembakan oleh Densus 88 bukan teroris.

"Korban atas nama Bahtiar Abdullah sejak enam tahun terakhir murni berprofesi sebagai pedagang ayam, kerupuk, dan kue. Yang bersangkutan dalam kurun waktu tersebut belum pernah melakukan perjalanan ke luar daerah dan sebaliknya,"kata Hadi pada Jawa Pos kemarin.    

Tim mendapatkan kesimpulan itu dari wawancara mendalam pada teman-teman dekat, keluarga dan tetangga korban. "Kami yakin korban bukan teroris setelah ada data yang valid," katanya.     

Tim juga menemukan fakta bahwa sebagian masyarakat Bima mengalami traumatis psikis dan terintimidasi atas aksi Densus 88 di Bima selama ini yang melakukan justifikasi secara sepihak atas keterlibatan beberapa masyarakat Bima,termasuk kasus tembak di tempat para terduga terorisme.

"Termasuk pernyataan ke media bahwa ada target target teror di Bima yang membuat warga takut," katanya. (rdl)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenag Mulai Akreditasi Travel Haji Khusus

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler