Para murid sekolah di Yunta, sebuah kota pedalaman di Australia Selatan, kemungkinan harus menempuh jarak 85 kilometer ke sekolah terdekat di kota lain, setelah sekolah mereka terancam ditutup oleh pemerintah.

Rencana penutupan Yunta Rural School disampaikan pemerintah negara bagian dengan alasan jumlah murid yang semakin berkurang.

BACA JUGA: Australia Diperkirakan Alami Penurunan 40 Persen Investasi Tambang

Sebagai alternatif, pemerintah menyarankan murid-murid di sekolah itu pindah ke sekolah terdekat di kota Peterborough, yang berjarak 85 km dari Yuma. Murid-murid juga diberi pilihan mengikuti program pendidikan jarak jauh.

Namun Nikki Gaiter, orang tua murid di sekolah itu, memindahkan anaknya ke sekolah di kota lain berarti mereka harus menempuh perjalanan sedikitnya 36 ribu km pertahun pergi dan pulang sekolah.

BACA JUGA: Suhu Panas Ekstrim Terpa Kawasan Longreach

Karena itu, ia menyatakan ingin menemui Menteri Pendidikan Australia Selatan Jennifer Rankine.

"Kami ingin mengingatkan menteri itu bahwa keputusannya keliru, tidak adil, dan terutama karena ia tidak pernah berkonsultasi dengan kami para orang tua murid," kata Nikki kepada ABC.

BACA JUGA: PBB Sebut Australia Langgar HAM karena Penjarakan Remaja Tanpa Pembebasan Bersyarat

Menteri Rankine yang dihubungi terpisah mengatakan sangat memahami apa yang dirasakan orang tua murid, namun ia bersikukuh tetap akan menutup sekolah tersebut.

"Kami tidak pernah menghendaki menutup sekolah apalagi yang berada di pedalaman," katanya.

"Saya sendiri pernah tinggal lebih 4 tahun di Peterborough, anak-anak saya sekolah di sana jadi saya paham pentingnya sekolah di kota kecil," tambah Menteri Rankine.

"Namun, kita tidak bisa melanjutkan sekolah dan memberikan pendidikan yang baik jika hanya ada dua, tiga, lima atau enam murid di sana," katanya.

Menurut Nikki Gaiter, sekolah di kota kecil memiliki hubungan khusus dengan kehidupan kota itu sendiri sama seperti layanan ambulans dan pemadam kebakaran.

"Coba perhatikan setiap kali ada sekolah yang ditutup di kota-kota sepanjang jalur ini, maka kota-kota itu juga ikut mati, seperti Kota Cockburn, Olary, dan Terowie," jelas Nikki.

"Kota-kota kecil ini pelan-pelan mati, tapi pemerintah tampaknya tidak mengerti," katanya.

Tahun lalu, hanya dua orang murid yang mendaftar ke sekolah yang ada di Kota Yunta.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kelas Menengah di Pinggiran Melbourne Tak Mampu Beli Makanan dan Bayar Listrik

Berita Terkait