Murid SD Terpaksa Mengalah Karena Limbah Tahu

Jumat, 14 Desember 2012 – 06:45 WIB
MATARAM-Industri pembuatan tahu dan tempe di wilayah Kekalik Jaya mulai menuai masalah. Beberapa masyarakat sekitar, terutama para guru dan murid SD 10 Ampenan merasa terganggu dengan limbah yang dihasilkan. Pasalnya, limbah tersebut mengeluarkan bau tidak sedap.

Para guru dan murid di SDN 10 Ampenan yang berada tepat di belakang kantor Lurah Kekalik Jaya ini setiap harinya menghirup udara bercampur bau limbah pengolahan tahu-tempe.  Kepala SDN 10 Ampenan Ibrahim Ismail mengungkapkan, sejak dirinya menjabat kepala sekolah April lalu, dia sudah dihadapkan pada persoalan ini. ‘’Baunya sangat menyengat,’’ kata Ibrahim kepada wartawan, Kamis (13/10).

Ibrahim mengungkapkan, bau tak sedap muncul dari bak penampungan limbah yang berada tepat di belakang sekolah. Baunya yang menyengat itu, katanya, selalu muncul setiap saat. ‘’Baunya mengganggu murid ketika belajar. Terutama bagi kelas I dan II. Kami terpaksa menutup jendela untuk mengurangi baunya. Tapi usaha itu sia-sia saja,’’ jelasnya.

Karena tidak tahan dengan bau tidak sedap itu, beberapa murid terpaksa belajar di luar kelas. Hal itu ditempuh agar mereka tidak menghirup bau tak sedap tersebut.
Ibrahim mengaku sudah mengadukan hal ini pada pihak kelurahan. Oleh lurah sebelumnya, tempat pembuangan tidak diatasi secara maksimal. Saat itu, katanya, lurah hanya memotong pipa pembuangan yang mengarah ke atas. Namun cara itu tidak berhasil. ‘’Baunya tetap keluar. Saya menduga, bau itu juga keluar melalui celah beton,’’ sambungnya.

Selain mengadukan hal itu pada pihak kelurahan, Ibrahim juga sudah mengadukannya ke Dinas Dikpora Kota Mataram. Oleh Dinas Dikpora, pihaknya disarankan untuk mengintensifkan komunikasi dengan kelurahan.

Menanggapi keluhan kepala sekolah tersebut, kemarin, Lurah Kekalik Jaya Arief Satriawan mengumpulkan para kepala lingkungan, pengusaha tahu-tempe, termasuk kepala sekolah. ‘’Solusinya adalah tempat penampungan limbah itu akan dibersihkan dengan cara disedot. Dan tempat itu sudah tidak boleh digunakan sebagai tempat penampungan limbah tahu-tempe,’’ kata Arief.

Menurut Arief, sebelumnya, lokasi itu diperuntukkan sebagai tempat penampungan limbah untuk mandi, cuci dan kakus (MCK). Namun belakangan beralih fungsi menjadi tempat penampungan limbah tahu-tempe. ‘’Paling lambat, hari Minggu sudah mulai dibersihkan. Nanti kami minta yang sebelumnya membuat tempat itu untuk membersihkan,’’ tutur Arief yang menjelaskan bahwa solusi itu tidak mendapat keberatan dari pengusaha tahu di sekitar wilayah tersebut. (cr-tnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tabrakan Kapal Akan Dibawa ke Mahkamah Pelayaran

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler