Musik Terlalu Keras Bisa Membahayakan

Jumat, 07 Juni 2013 – 17:21 WIB
MUSIK selama ini seolah sudah menjadi keseharian kita. Namun, hati-hatilah dalam menyetel volume musik yang anda dengar. Sebab salah-salah menyetel volume, bisa-bisa nyawa melayang.

Saat ini, banyak di antara kita menikmati musik dengan volume keras melalui earphone saat berjalan kaki, menyeberang jalan, atau mengendarai mobil. Kebiasaan itu ternyata sangat berbahaya karena sering menimbulkan terjadinya kecelakaan.

Para peneliti di Universitas Alabama mengingatkan bahwa banyak kasus kecelakaan terjadi hanya gara-gara mendengarkan musik. Bahkan, mendengarkan musik sambil menyeberang jalan jauh lebih berbahaya dibanding SMS atau berbicara di telepon.

"Ketika anda sedang mendengarkan musik melalui earphone, maka anda akan kehilangan fokus pada lalu lintas yang ada di depan anda," kata Director of UAB's Youth Safety Laboratory, David Schwebel, PhD, seperti dilansir laman Times of India, Kamis (6/6).

Penelitian juga menunjukkan mendengarkan musik terlalu keras bisa memunculkan tinnitus, atau bunyi desing atau dering yang berasal dari dalam telinga. Selain itu, mendengarakan musik yang terlalu keras, bisa menyebabkan gangguan ke otak, dengan gejala pusing dan sakit kepala.

Karenanya anda cukup mendengarkan musik tidak lebih dari satu jam sehari dengan volume yang tak terlalu keras. "Di tempat umum, anda cenderung menaikkan volume untuk menutupi suara di sekitar anda. Sel-sel rambut di telinga bagian dalam bertindak sebagai pelapis untuk mengatasi kebisingan dan menyaring suara . Jika terpapar berulang kali, anda bisa mengembangkan tinnitus. Semakin anda menaikkan volume suara musik anda, semakin cepat telinga anda mengalami penuaan," kata spesialis THT dan ahli bedah telinga, Dr. Kaushal seth.

Penelitian itu juga menunjukkan bahwa musik berpengaruh pasa produktivitas kerja. Sebab, musik yang harusnya untuk happy, bisa merusak tingkat komunikasi dengan rekan kerja. Musik memang bisa meringankan kebosanan. Namun, anda hanya mendengarkan musik di rumah, bukan dikantor.(fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditemukan Obat Baru Bagi Penderita Lupus

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler