Musim Haji Tiba, Arab Saudi Rusuh

Kamis, 06 Oktober 2011 – 06:50 WIB

RIYADH - Musim haji telah tibaTetapi, Arab Saudi justru harus menghadapi persoalan pelik: mulai berkobarnya demonstrasi menentang rezim berkuasa seperti yang telah terjadi di banyak negara Arab lain sejak akhir tahun lalu

BACA JUGA: Bom Bunuh Diri Al Qaeda di Somalia Renggut 65 Jiwa



Kemarin dini hari WIB, setidaknya 14 orang terluka akibat kerusuhan di Kota Al Awamiyah, Provinsi Al Qatif, provinsi di bagian timur negeri monarki tersebut yang mayoritas penduduknya merupakan muslim Syiah
Itu terjadi setelah petugas keamanan pemerintah melepaskan tembakan ke arah demonstran yang menuntut penghapusan diskriminasi dan perubahan konstitusi -tema sentral di hampir semua revolusi Arab yang berkobar sejak akhir tahun lalu.

Versi pemerintah, sebelas di antara 14 korban luka-luka itu adalah para petugas, tiga lainnya demonstran

BACA JUGA: Wafat, Ralph Steinman Tetap Terima Nobel Kesehatan

Namun, sejumlah aktivis anti pemerintah kepada koran Inggris The Independent mengatakan bahwa korban di pihak mereka mencapai 24 orang, tiga di antara mereka perempuan


Bahkan, tak tertutup kemungkinan ada yang meninggal

BACA JUGA: Amerika Siaga di Seluruh Dunia

Para aktivis belum bisa memastikan hal tersebut karena suasana masih kacau-balau dan menegangkan hingga tadi malam WIBPers asing juga tak bisa masuk ke lokasi kejadian karena diblokade pemerintah.

Kerusuhan kemarin merupakan akumulasi demonstrasi yang berlangsung sejak Minggu lalu (2/10)Pemicunya adalah penangkapan seorang pria berusia 60 tahun oleh petugasItu dilakukan agar anak si pria itu, yang seorang aktivis, mau menyerah. 

Ahmad Al Rayah, juru bicara Masyarakat untuk Pembangunan dan Perubahan yang berbasis di Al Awamiyah, kepada The Independent menjelaskan bahwa sebagian besar korban sipil terluka saat bentrok sengit terjadi Selasa (4/10) sekitar pukul 20.00 waktu setempatPetugas keamanan, lanjut Al Rayah, menembak secara membabi buta

"Massa melempari sebuah kantor polisi (tempat pria 60 tahun itu ditahan) dengan batuKetika seorang aktivis hak asasi manusia bernama Fadel Al Mansaf datang ke kantor tersebut, dia justru juga ditahan," terang Al Rayah.  

Al Rayah menambahkan, baru dalam protes kali itulah petugas keamanan melepaskan tembakan ke arah demonstranPada aksi jalanan serupa Februari lalu, dalam skala yang lebih kecil, petugas mengarahkan tembakan ke udara

Al Qatif merupakan wilayah pinggir pantai berpenduduk lebih dari 474 ribu orangSebesar 94 persen penduduknya merupakan penganut SyiahDaerah tersebut kaya minyakBahkan, cadangan minyaknya terbesar di dunia

Karena itu, Riyadh tak bisa memandang sebelah mata potensi konflik yang mungkin menjalar dari Al QatifAmerika Serikat, sekutu utama Arab Saudi, jelas akan menekan rezim Raja Abdullah bin Abdul Aziz agar segera mengakhiri api revolusi di Al Qatif

Washington pasti mengkhawatirkan suplai minyaknya bakal terganggu kalau kerusuhan itu membesar, apalagi meluasSeperti disampaikan oleh Hamza Al Hassan, aktivis anti pemerintah yang kini mengasingkan diri ke Inggris, kemungkinan Arab Saudi bernasib sama dengan Tunisia, Mesir, Yaman, Bahrain, dan Syria sangat terbukaApalagi, Al Qatif berbatasan langsung dengan Bahrain, yang sampai sekarang pun masih bergolak

"Setelah melihat video kejadian di kawasan tersebut, terus terang saya khawatir konflik itu akan meluasSebab, banyak orang di wilayah itu yang memiliki senjata yang selama bertahun-tahun ini didatangkan dari Iraq dan Yaman," ujar Al Hassan kepada The Independent. 

Kalau benar meluas, Riyadh jelas bakal menghadapi masalah besarSebab, saat ini konsentrasi pengamanan mereka curahkan pada kegiatan haji yang berlangsung di Makkah dan MadinahJutaan jamaah dari seluruh dunia berada di sana

Kaum Syiah di Arab Saudi selama ini memang kerap dianaktirikan oleh rezim Ibnu Saud yang berkuasa di Arab Saudi, yang beraliran Sunni-WahabbiOleh kalangan Wahabbi, Syiah dianggap aliran sempalan yang tak pantas disebut muslim

Dalam hal lapangan pekerjaan, misalnyaMenurut Hamza Al Hassan yang berasal dari Al Safwa, kota tetangga Al Awamiyah, itu, meski kaya minyak, jumlah penganggur di dua kota tersebut tinggi sekaliPadahal, 70 persen populasinya adalah anak-anak mudaItu belum termasuk pengekangan terhadap beragam hak asasi manusia.

Warga Syiah di Arab Saudi kian marah setelah Maret lalu Riyadh mengirim 1.500 tentara untuk turut membantu memadamkan demonstrasi di BahrainHingga kini, para serdadu Saudi itu masih bercokol di negeri yang mayoritas warganya beraliran Syiah, tetapi dipimpin rezim penganut Sunni tersebut. 

Sementara itu, Riyadh menuding, ada negara asing yang memprovokasi kerusuhan di Al QatifBisa ditebak, negara yang dimaksud adalah Iran, negeri Syiah yang selama ini memang selalu menjadi sasaran pengambinghitaman oleh Arab Saudi.

Namun, seperti biasa, tudingan dari Riyadh itu tak pernah disertai buktiPekan lalu, 20 dokter di Bahrain yang divonis 20 tahun penjara karena menolong demonstran anti pemerintah menyatakan juga disiksa selama interogasi agar membuat pengakuan palsu bahwa Iran-lah yang berada di belakang aksi demonstrasi(c11/ttg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sonia Gandhi Tampil Pertama Pasca-Operasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler