Musim Kemarau Panjang, Warga Gelar Ritual Saling Cambuk

Senin, 18 November 2019 – 06:59 WIB
Warga gelar salat khusus dan ritual saling cambuk meminta hujan setelah kemarau panjang. Foto : Pojokpitu

jpnn.com, KEDIRI - Ratusan warga di Lereng Gunung Wilis, Kabupaten Kediri, menggelar salat istisqa dan kesenian Tiban agar segera turun hujan setelah musim kemarau panjang di wilayah tersebut.

Ini dilakukan warga yang didominasi para ibu yang mengeluh desanya mengalami kekeringan.

BACA JUGA: Musim Kemarau, 500 Warga Mengidap ISPA

Warga yang melakukan salat ini berasal dari Dusun Gedangan, Desa Mojo, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri.

Sudah delapan bulan lamanya, kawasan di lereng Gunung Wilis ini tidak turun hujan.

BACA JUGA: Musim Kemarau, Petani Gagal Panen di 220 Hektar Sawah

"Padahal beberapa daerah sekitar sudah mulai hujan," kata Lukman Hakim, tokoh agama setempat.

Usai salat istisqa, dilanjutkan dengan kesenian Tiban. Ritual saling cambuk antara dua orang ini digelar setiap tahun saat terjadi musim kemarau panjang.

Meskipun terluka dan berdarah, tetapi warga tetap melakukannya. Bahkan, tak hanya orang dewasa, anak-anak turut serta tanpa rasa takut.

Lukman mengatakan selain melestarikan budaya leluhur, kegiatan itu sebagai bentuk pengharapan kepada Tuhan agar hujan segera turun.

"Biasanya setelah salat istisqa dan ritual Tiban dilaksanakan tidak lama kemudian hujan turun," sambung Lukman.

Untuk diketahui, saat ini ada kurang lebih 400 kepala keluarga yang terdampak kekeringan di Dusun Gedangan, Kediri.

Sumber mata air yang selama ini memenuhi kebutuhan warga mulai mengering akibat kemarau panjang.

Bahkan, banyak tanaman pertanian yang mati dan petani gagal panen. (yos/pojokpitu/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler