jpnn.com - JAKARTA – Perum Bulog Divisi Regional (Divre) DKI Jakarta menggelar operasi pasar di enam pasar yaitu Pasar Induk Cipinang, Senen, Kramat Jati, Minggu, Rawa Badak, dan Palmerah, kemarin (14/11). Operasi pasar ini dilakukan karena harga beras mulai merangkak naik.
Kepala Seksi Analisa Harga dan Pasar Perum Bulog Divre Jakarta Yarham mengatakan, pihaknya menyediakan 14 ton beras untuk operasi pasar di Cipinang. Sedangkan di pasar lain masing-masing sebanyak 7 ton. Sehingga total yang disediakan kemarin sebanyak 49 ton.
BACA JUGA: Wako Berharap DPRD Dukung Biaya Perjalanan Dinas Dipangkas
”Jenis berasnya ada dua, medium dan premium,” kata Yarham di Jakarta kemarin. Dalam operasi pasar itu, Bulog menjual beras medium dengan harga Rp 7.100 per kilogram. Sedangkan beras premium dijual seharga Rp 7.800 per kilogram.
BACA JUGA: Mendagri Berharap Setneg Cepat Proses Keppres Pelantikan Ahok
Harga yang diberikan Bulog itu jauh lebih murah dibanding harga beras di pasaran, yakni medium Rp 9.000 per kg dan premium yang tembus angka Rp 10.000 per kg. ”Karena harga beras mulai merangkak naik itulah kami menggelar operasi pasar,” imbuhnya.
Yarham menjelaskan, saat ini pasokan beras dari daerah sudah berkurang drastis. Sebab, para petani baru mau mulai menanam padi setelah cukup lama dilanda kemarau. ”Sekarang ini musim paceklik, makanya harga beras naik. Tapi tidak perlu khawatir, ini hanya siklus tahunan,” terangnya.
BACA JUGA: Jakarta Tiap Hari Ada Unjuk Rasa, Kapolda Berterima Kasih ke Brimob
Dia menegaskan, operasi pasar oleh Bulog akan terus berlangsung di Jakarta sampai harga beras turun. Biasanya, harga beras mulai turun di musim panen sekitar Februari. ”Kami siap menggelar operasi pasar dalam jangka panjang sampai harga turun,” tambahnya.
Yusuf, petugas operasi pasar Bulog di Pasar Rawa Badak mengatakan, antusiasme warga cukup tinggi di pasar ini. Ibu-ibu rumah tangga berbondong-bondong membeli beras Bulog yang harganya lebih murah. ”Dalam sehari habis 6 ton,” ujarnya.
Sementara Arif yang bertugas di Pasar Senen mengatakan, peminat di tempatnya bertugas tidak sebanyak di Pasar Rawa Badak. Di Pasar Senen hanya 1 ton yang habis. ”Mungkin karena di sini yang banyak perkantoran. Beda dengan Pasar Rawa Badak yang padat pemukiman warga,” katanya.
Menurutnya, panitia akan melakukan evaluasi pada malam hari setelah operasi pasar digelar. Dari hasil evaluasi itulah akan ditentukan di mana lokasi operasi pasar akan digelar keesokan harinya. ”Saya belum tahu akan ditugaskan di pasar mana lagi untuk menggelar operasi pasar,” tutupnya. (dri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemendagri Tunggu Surat DPRD DKI Untuk Lantik Ahok Jadi Gubernur
Redaktur : Tim Redaksi