jpnn.com, XINJIANG - Bagi Mametabula Tursun, seorang warga desa di Wilayah Jiashi, Daerah Otonom Uighur Xinjiang, Tiongkok, sebuah pekerjaan bukan hanya mengubah hidupnya, melainkan juga hidup keluarganya.
Hidup di desa miskin di wilayah tersebut, Tursun (27) berada dalam tekanan besar untuk menghidupi tujuh anggota keluarganya, yang pendapatannya bergantung pada pertanian.
BACA JUGA: DPR Amerika Bela Uighur, Komunitas Muslim Xinjiang Malah Sewot
"Sebagai anak laki-laki tertua di keluarga, saya merasakan tekanan yang besar dalam merawat kedua orang tua dan putri saya yang masih berusia tiga tahun," ungkapnya.
Berkat sejumlah kebijakan pengentasan kemiskinan yang diluncurkan di Xinjiang, Tursun dipekerjakan sebagai pegawai di sebuah perusahaan pengeboran minyak di Karamay, Xinjiang barat, pada Maret 2018 lalu.
BACA JUGA: DPR Amerika Setujui Legislasi Pro-Muslim Uighur
"Ada pendingin udara dan pemanas ruangan yang disediakan oleh perusahaan di asrama kami. Perusahaan tersebut juga menyediakan layanan makanan, kebersihan asrama dan penatu," tutur Tursun.
Pada 2018, Xinjiang menginisiasi rencana bantuan pengentasan kemiskinan selama tiga tahun untuk empat wilayah di Xinjiang selatan yakni Aksu, Kashgar, Hotan dan Prefektur Otonom Etnis Kirgiz Kizilsu.
BACA JUGA: Amerika Jatuhkan Sanksi terkait Persekusi Muslim Uighur, Tiongkok Bereaksi Keras
Berkat serangkaian program penciptaan lapangan kerja, warga miskin yang tinggal di wilayah tersebut dapat menemukan pekerjaan di kawasan industri dan pabrik-pabrik satelit terdekat atau bermigrasi ke kota yang lebih besar di dalam maupun luar Xinjiang. Pemerintah dan perusahaan lokal juga menawarkan sejumlah kursus pelatihan keterampilan dasar untuk para pencari kerja.
Dengan gaji yang diterimanya, Tursun tidak hanya mampu membayar utang keluarganya, tetapi juga dapat membelikan seekor sapi dan sebuah sepeda motor listrik untuk mereka pada awal tahun ini. "Keluarga saya sangat bahagia, dan bahkan para tetangga saya iri dengan pekerjaan saya," kata Tursun.
Xinjiang telah menciptakan lebih dari 100.000 pekerjaan di bidang industri untuk warga miskin selama dua tahun terakhir, menurut keterangan otoritas setempat.
"Berkat kebijakan yang diberikan oleh pemerintah tersebut, saya belajar bagaimana menciptakan nilai menggunakan kedua tangan saya sendiri," imbuh Ayijiamal Kader, seorang warga di Wilayah Yecheng, Xinjiang barat daya.
"Saya tidak hanya dapat menghasilkan uang untuk menghidupi diri saya sendiri, tetapi juga mengangkat derajat keluarga saya dari kemiskinan," pungkasnya. (xinhua/ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil