Terdapat tiga agenda yang dibahas dalam konferensi itu. Pertama adalah penguatan institusi pendidikan melalui pengembangan Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan (LAM PTKes). Kedua, penjaminan kompotensi lulusan tenaga kesehatan melalui pendirian Lembaga Pengembangan Uji Kompotensi (LPUK).
"Ketiga, program hibah kompotisi pengembangan Fakultas Kedokteran," kata Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan, Musliar Kasim, saat jadi pembicara dalam konferensi HPEQ tersebut.
Konferensi HPEQ yang diikuti asosiasi profesi dan instansi seperti Kedokteran, Kedokteran Gigi, Keperawatan, Kebidanan, Kefarmasian, Gizi dan Kesehatan Masyarakat ini, merupakan kerjasama Bank Dunia dan Ditjen Dikti Kemendikbud. Melalui HPEQ ini juga dikembangkan berbagai standarisasi naskah akademik pendidikan tinggi kesehatan dan kajian-kajian terkini tentang dunia pendidikan tinggi kesehatan.
Ditambahkan Musliar, konferensi itu dirancang untuk mentradisikan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam menjembatani komunikasi antarpemangku kepentingan kesehatan. Dalam konferensi HPEQ itu juga terlihat penggunaan TIK berupa video telewicara menggunakan jaringan Indonesia Higher Education Network (Inherent) dari Dikti Kemdikbud.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengajar Autis Butuh Kesabaran Ekstra
Redaktur : Tim Redaksi