Myanmar Bebaskan 6.966 Tahanan Menjelang Pemilu

Jumat, 31 Juli 2015 – 00:27 WIB
Thein Sein. Foto: AFP

jpnn.com - MYANMAR - Pemerintah Myanmar mengatakan telah mengampuni dan membebaskan sebanyak 6.966 tahanan, termasuk 210 orang asing. 

Menurut kementerian informasi bahwa pengampunan itu diberikan presiden "atas dasar kemanusiaan", datang menjelang pemilihan umum pada bulan November.

BACA JUGA: Inilah Pemimpin Baru Taliban

Belum dapat dipastikan apakah tahanan politik Burma adalah di antara mereka yang dibebaskan. Media pemerintah Tiongkok melaporkan lebih dari 150 pelaku illegal Logging asal Tiongkok ikut dibebaskan.

Ini adalah yang terbaru dalam serangkaian pengampunan yang diberikan oleh pemerintah Myanmar, yang juga dikenal sebagai Burma.

BACA JUGA: Mullah Omar Dipastikan Meninggal Dua Tahun Lalu di Rumah Sakit

Presiden Thein Sein, yang terpilih pada tahun 2010 dalam pemilu yang menggantikan kekuasaan militer dengan pemerintahan sipil, telah berjanji akan membebaskan semua tahanan politik.

Sebagian besar tahanan politik di Myanmar telah dibebaskan sebagai bagian dari proses reformasi.

BACA JUGA: Ini Tanggapan Malaysia Airlines soal Serpihan Pesawat di Pulau Reunion

Namun, masih ada lebih dari 150 tahanan politik yang masih ditahan, seperti dilaporkan situs berita Irrawaddy, mengutip Asosiasi Bantuan bagi Tahanan Politik.

Mereka dibebaskan pada Kamis termasuk delapan mantan perwira intelijen militer yang dipenjara pada tahun 2004 seperti dilaporkan kantor berita AP.

Sementara kantor berita Xinhua melaporkan bahwa 210 orang asing yang dibebaskan itu diharapkan akan dideportasi.

Myanmar menahan 155 warga negara Tiongkok karena terlibat kasus penebangan liar pekan lalu. Sebanyak 153 warga negara Tiongkok telah divonis seumur hidup dalam kasus penebangan liar, sementara dua anak laki-laki 17 tahun hanya divonis 10 tahun penjara.(ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rasain! Dipenjara karena Sampah, Foto juga Dipajang di Papan Iklan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler