Myanmar Belajar Special Economic Zone ke BP Batam

Selasa, 21 April 2015 – 20:46 WIB

jpnn.com - BATAMKOTA - Pemerintah Myanmar ingin melakukan pengembangan wilayah Special Economic Zone (SEZ) di negaranya. Melalui Thilawa SEZ didampingi Japan International Cooperation Agency (JICA), delegasi ini pun menggelar kunjungan kerja ke Batam, Senin (20/4) lalu.

Kunjungan mereka diterima Direktur Investasi dan Pemasaran BP Batam Purnomo Andiantono didampingi Kasubdit Humas dan Publikasi Ilham Eka Hartawan di ruang pertemuan pimpinan BP Batam, Gedung BIFZA lantai 8.

BACA JUGA: Ayo Siapa Mau! Tiket Kereta Lebaran Diskon 50 Persen

Dr. Than Aung selaku Sekretaris Thilawa Special Economic Zone dalam pertemuan tersebut mengatakan pihaknya ingin belajar dari BP Batam dalam mengelola wilayah investasi, industri dan perdagangan bebas Batam.

Soalnya, Batam telah mengelola role model ini sejak tahun 70-an dari berbagai aspek, antara lain mulai pembentukannya, bentuk organisasi, pengembangan infrastruktur, prosedur perizinan, program pengembangan dan promosi, serta kebijakan yang dilakukan oleh BP Batam dalam mengelola Pulau Batam sebagai salah satu kawasan investasi dan industri yang terbesar di wilayah Asia Tenggara.

BACA JUGA: Premium Dihapus, Anak Buah SBY Minta Jokowi Berpikir Ulang

Than Aung sendiri didampingi sekitar 15 orang pejabat pengelola kawasan Thilawa yang berkompeten untuk mengelolah wilayah tersebut, yaitu dari unsur bea dan cukai, perdagangan, industri, lingkungan hidup, pajak dan unsur lainnya seperti bidang investasi dan pelayanan terpadu satu pintu.

Kehadiran JICA sendiri adalah penghubung bagi beberapa pengelola kawasan sejenis dan membantu Thilawa SEZ Myanmar yang rencananya tahun ini akan mulai beroperasi.

BACA JUGA: Sriwijaya Air Tambah Dua Penerbangan ke Wilayah Timur

Thilawa SEZ merupakan sebuah kawasan industri yang terletak di wilayah Yangoon, yaitu berada sekitar 23 km sebelah tenggara dari pusat kota dengan total wilayah 2.400 hektar yang diharapkan dapat memberikan sumbangsih serta mendorong pertumbuhan perekonoman Myanmar.

Direktur Pemasaran dan Investasi BP Batam, Purnomo Andiantono menjelaskan kepada pihak Thilawa SEZ bagaimana kronologis Pulau Batam dikembangkan sejak tahun 70-an. Pada waktu itu penduduk Pulau Batam hanya sekitar 6 ribu jiwa.

Sebahagian besar mata pencaharian penduduknya adalah nelayan dan seiring dengan perkembangan waktu, jumlah penduduk Pulau Batam saat ini mencapai lebih dari 1,2 juta jiwa.

Dengan letaknya yang strategis, berdekatan dengan Negara Singapura dan Malaysia, pemerintah pusat melihat sebuah peluang emas pengembangan Pulau Batam, yaitu dengan melakukan pengembangan di wilayah tersebut sebagai kawasan industri dan investasi.

"Keterbatasan lahan di Singapura tentunya akan memberikan dampak yang signifikan bagi Pulau Batam dan juga Indonesia,” kata Purnomo dalam penjelasannya.
    
Delegasi Thilawa SEZ pada kesepatan tersebut juga menanyakan mengenai pengelolaan lahan, SDM yang dimiliki oleh BP Batam, aplikasi prosedur investasi, pengembangan infrastruktur, dan prosedur ekspor dan impor.

Delegasi Thilawa SEZ juga melakukan peninjauan fasilitas pelabuhan Batu Ampar BP Batam dan sejumlah kawasan industri di Batam. (ray/mta/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KAI Sediakan Tambahan Kursi 18.760 per Hari Selama Lebaran


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler