"Jika arogansi dalam pembiaran diskriminasi dan kekerasan terhadap kaum minoritas di Arakan tidak mereka hentikan, Myanmar tidak layak memimpin Asean 2012," ungkap Mahfudz, Rabu (1/8).
Meski begitu, Mahfudz Siddiq menyarankan Myanmar untuk mengambil peluang dengan membuktikan sebagai negara demokratis sejati yang menghormati HAM sebagaimana telah ditunjukan oleh Aun San Suu Kyi. Mahfudz juga meminta kepada pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri melakukan langkah-langkah tegas dalam bentuk diplomasi.
Komisi I DPR, menurut dia, akan melihat ini sebagai salah satu indikator penting kesuksesan Kemenlu dan pertimbangan efektivitas manfaat penggunaan APBN yang dipercayakan rakyat pada kementerian yang dipimpin Marty Natalegawa itu.
Lebih jauh Mahfudz menyebutkan, Turki yang bukan bagian dari ASEAN, bisa menunjukkan kepeduliannya pada kaum minoritas di Arakan secara kongkrit. Bahkan, kata Mahfudz, Perdana Menteri Erdogan dan Menlu Ahmet Dovutoglu Turki secara terbuka di media internasional berulang mengajak komunitas internasional peka terhadap pembersihan etnis ini.
Dubes-dubes asal Turki juga memberikan pernyataan keras terhadap kebiadaban ini. "Bahkan, melalui akun twitter pribadi mereka," katanya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Incar Jenderal Bintang Tiga
Redaktur : Tim Redaksi