jpnn.com, JAKARTA - Kalangan ulama tasawuf meyakini Nabi Khidir hidup hingga sekarang. Namun, ada beberapa ulama yang berbeda pandangan mengenai persoalan tersebut dengan dalil "Tidaklah akan hidup sampai seratus tahun lagi bagi orang-orang yang berada di muka bumi ini." (HR Bukhari-Muslim).
Melihat dua pandangan tersebut, ulama asal Turki bernama Syekh Said Nursi menjelaskan persoalan tersebut dalam kita Al-Maktubat.
BACA JUGA: Awal yang Buruk, Liverpool Nyaris Dipermalukan Fulham di Laga Perdana
Dalam kitab karyanya itu, syekh berjuluk Badiuzzaman itu membagi kehidupan ke dalam lima tingkatan. Penjelasan ini diberikan untuk menjawab pertanyaan apakah Nabi Khidir masih hidup.
Tingkatan kehidupan pertama adalah kehidupan manusia sekarang yang terikat oleh banyak ikatan.
BACA JUGA: Meninggal Dunia karena Covid-19 Termasuk Mati Syahid? Ini Penjelasannya
Tingkatan kedua adalah kehidupan Nabi Khidhir dan Nabi Ilyas yang bebas hingga batas tertentu. Nabi Khidhir dan Ilyas bisa saja berada di sejumlah tempat berbeda pada saat bersamaan.
Keduanya tidak selamanya terikat oleh berbagai kebutuhan pokok manusia seperti kita.
BACA JUGA: MUI Sampaikan Pesan Penting Jelang Pemilu 2024, Simak
Mereka kadang makan dan minum seperti kita ketika mereka mau.
Namun, mereka tidak terikat dengan sejumlah kebutuhan hidup manusia seperti kita.
Tingkatan ketiga ialah kehidupan Nabi Idris dan Nabi Isa yang terlepas dari berbagai kebutuhan manusia, meningkat masuk ke tingkat kehidupan malaikat dan memiliki suatu kehalusan (lathafah) yang bercahaya.
Nabi Idris dan Isa masing-masing berada di langit dengan jasad duniawi, yang memiliki raga halus dari Dunia Perumpamaan, dan memiliki cahaya dari benda-benda seperti bintang.
Tingkatan keempat ialah kehidupan para syuhada. Sebagaimana dipastikan menurut nash Al-Qur'an, para syuhada memiliki tingkat kehidupan yang lebih tinggi dan lebih luhur dari kehidupan para ahli kubur.
Tingkatan kelima ialah kehidupan ruhani para penghuni kubur. Kematian adalah pergantian tempat, pelepasan ruh, pembebasan dari segala tugas, dan bukan peniadaan, ketiadaan, atau kefanaan. (jpnn)
Redaktur & Reporter : Tarmizi Hamdi