Nadal Menuju Performa 2010

Senin, 19 Agustus 2013 – 06:53 WIB

jpnn.com - CINCINNATI - Kian sulit membendung ambisi Rafael Nadal untuk menambah koleksi gelar grand slam. Pemanasan yang dilakukannya pada dua turnamen sebelum menuju Amerika Serikat (AS) Terbuka akhir bulan nanti menunjukkan bahwa dia sangat siap mengejar grand slam ke-13. Setelah menjadi juara di Montreal Masters, Nadal memasuki final Cincinnati Masters.

Nadal meraih tiket final setelah menyingkirkan unggulan keenam asal Republik Ceko, Tomas Berdych. Nadal menang 7-5, 7- 6 untuk menggapai final kesebelas sepanjang musim ini.

BACA JUGA: Messi Tak Merasa Bersaing dengan Ronaldo

Saat para rival di papan atas ATP (Asosiasi Tenis Putra) masih mencari performa terbaik jelang AS Terbuka, Nadal menunjukkan konsistensinya. Catatan tambahan, petenis Spanyol itu belum terkalahkan di lapangan keras (hardcourt) sejak Februari lalu.

Performa Nadal saat ini mengingatkan performa hebatnya pada musim hardcourt 2010. Saat itu dia merebut gelar AS Terbuka untuk kali pertama dengan mengalahkan Novak Djokovic di partai puncak.

BACA JUGA: Chelsea Tampil Meyakinkan pada Laga Perdana Liga

"Saya beradaptasi dengan baik di sini. Saya menjalani pertandingan-pertandingan berat dengan baik, meski saya sedikit bermasalah dengan servis," kata Nadal sebagaimana dilansir Associated Press.

Nadal memang tak lepas dari masalah di semifinal yang berlangsung kemarin WIB. Meski mampu menang dua set langsung, dia menciptakan enam kali double fault. Hal itu menjadi tantangan besar baginya sebelum bersiap ke New York, arena penyelenggaraan AS Terbuka.

BACA JUGA: Tottenham Awali EPL dengan Kemenangan Tipis

"Itu menjadi tantangan terbesarnya. Saya sudah menjalani comeback yang luar biasa dalam dua pekan terakhir," beber Nadal.

Hingga saat ini, Nadal mendapatkan predikat sebagai petenis yang paling banyak mengoleksi gelar di musim 2013. Sudah sembilan gelar juara yang dia dapatkan. Padahal, dia baru comeback setelah berlangsungnya grand slam Australia Terbuka pada Februari lalu.

"Saya sudah melewatkan beberapa turnamen penting, Australia Terbuka, Miami Masters, juga kalah di babak pertama Wimbledon. Apa yang saya dapatkan dalam beberapa pekan terakhir sungguh luar biasa. Saya tidak akan membiarkannya hilang di akhir musim nanti," jelasnya.

Di final, Nadal sudah dinanti petenis tuan rumah, John Isner. Petenis yang tidak masuk dalam daftar unggulan tersebut tampil luar biasa untuk menjegal unggulan ketujuh, Juan Martin del Potro (Argentina). Isner unggul dengan 6-7 (5), 7-6 (9), 6-3.

"Saya tak percaya bisa sampai final. Banyak momen penting yang berhasil saya selamatkan. Penonton berperan besar selama saya bertanding di sini," beber Isner.

Bukan hal yang mustahil bagi Nadal untuk kembali menambah gelar. Meski Isner kembali didukung publiknya, nadal punya rekor yang sulit ditandingi Isner. Nadal selalu menang atas Isner dalam tiga pertemuan mereka sebelumnya.

Serena-Azarenka Siap ke AS Terbuka

Final ideal tercipta di turnamen WTA (Asosiasi Tenis Putri) Cincinnati Terbuka. Dua unggulan teratas, petenis Amerika Serikat (AS) Serena Williams dan Victoria Azarenka (Belarusia), bertemu dalam partai perebutan gelar juara.

Serena menghadapi ujian berat di semifinal. Sempat tertinggal di awal kedua set, dia menundukkan unggulan keempat Li Na (Tiongkok) dengan 7-5, 7-5. Sementara itu, Azarenka juga bersusah payah di semifinal. Dia harus meladeni mantan ratu tenis dunia Jelena Jankovic (Serbia). Azarenka melaju ke final dengan kemenangan tiga set 4-6, 6-2, 6-3. (ady/c16/c2/ang)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Juarai Liga Champions jadi Fokus Ancelotti


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler