Nadiem Makarim Akhirnya Merasakan Sendiri Leletnya Internet di Luar Jawa

Kamis, 12 November 2020 – 22:55 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim saat mencoba internet di Pulau Rote. foto Humas Kemendikbud

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim akhirnya tahu ada kesenjangan antardaerah dari sisi sarana prasarana internet. Hal ini yang membuat pembelajaran jarak jauh (PJJ) terkendala.

Nadiem mengakui, setelah melakukan blusukan di wilayah 3T, bisa merasakan bagaimana kesulitan daerah-daerah yang tidak punya infrastruktur sebaik di Pulau Jawa. 

BACA JUGA: Penjelasan Terbaru Nadiem Makarim soal Asesmen Nasional, Simak Baik-baik

“Saya baru dari Palu, Gianyar, setelah itu saya ke Rote. Jelas sekali kelihatan infrastruktur yang belum baik, jaringan internet yang belum baik, sarana dan prasarana itu sangat besar kesenjangannya. Jadi ini yang harus benar-benar kami jembatani dan itu menjadi suatu hal yang menjadi prioritas kami,” ujarnya, Kamis (12/11). 

Itu sebabnya, pada 2021, anggaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bagi sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah 3T akan mendapatkan tambahan sebesar Rp 3 triliun. 

BACA JUGA: Nadiem Makarim: Kepsek Bisa Pakai Dana BOS Untuk Bantu Ekonomi Guru Honorer

Selama ini, lanjutnya, dana BOS yang diterima sama semuanya. Merugikan sekali bagi sekolah-sekolah kecil dan di pinggiran jika disamakan biaya per anaknya. Padahal di daerah 3T itu biaya konstruksi mahal dan barang-barang juga mahal.

"Jadi ini akan meningkat signifikan pada 2021,” ucapnya.

BACA JUGA: Perhimpunan Guru Desak Nadiem Makarim Hentikan Praktik Bisnis Asesmen Nasional

Sebelumnya, perhitungan dana BOS berdasarkan jumlah murid dan biaya per siswa disamakan. Metode perhitungan dengan berdasarkan jumlah murid, kata Mendikbud tidak terlihat adil karena harus mengelola sekolah dengan besaran dana BOS yang kecil.

Nadiem Makarim mengatakan, kenyataannya di lapangan masih terjadi kesenjangan. Terutama pada sekolah yang muridnya sedikit dan sebagian besar berada di daerah 3T.

Sementara itu, bagi sekolah yang memiliki jumlah murid besar akan diuntungkan karena dapat menikmati kemampuan ekonominya dan bisa memiliki sarana dan prasarana yang lengkap.

“Ke depannya, kami akan mengubah cara perhitungan BOS. Tidak hanya berdasarkan jumlah peserta didik tetapi ada indeks kemahalan konstruksi (IKK) dari Badan Pusat Statistik (BPS),” kata Mendikbud.

Melalui perubahan perhitungan dana BOS tersebut, Nadiem Makarim menjamin tidak akan ada sekolah yang dana BOS-nya turun. Namun, untuk sekolah-sekolah kecil, daerah terluar, tertinggal itu akan meningkat secara dramatis.

"Itu yang namanya proafirmasi, prorakyat yang membutuhkan. Itu yang sebenarnya,” pungkasnya. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler