jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengungkapkan sejumlah keunggulan kurikulum merdeka.
Kurikulum merdeka dan platform merdeka ini diluncurkan Nadiem Makarim secara daring, Jumat (11/2).
BACA JUGA: Nadiem Makarim: Keputusan Presiden Jokowi Sangat Tepat
Menteri Nadiem menjelaskan, merujuk berbagai studi nasional maupun internasional, krisis pembelajaran di Indonesia telah berlangsung lama dan belum membaik dari tahun ke tahun.
Krisis pembelajaran makin bertambah karena pandemi Covid-19 yang menyebabkan hilangnya pembelajaran (learning loss) dan meningkatnya kesenjangan pembelajaran.
BACA JUGA: Nadiem: Andai Daerah Mengajukan Formasi PPPK Sebanyak-banyaknya, Kejadiannya Tidak Seperti Sekarang
“Untuk literasi, learning loss ini setara dengan enam bulan belajar. Untuk numerasi, learning loss tersebut setara dengan lima bulan belajar,” ucap Menteri Nadiem.
Namun, penyederhanaan kurikulum dalam bentuk kurikulum dalam kondisi khusus (kurikulum darurat) efektif memitigasi ketertinggalan pembelajaran pada masa pademi Covid-19.
BACA JUGA: Irjen Fadil Imran Tegas, 13 Anggota Polsek Setiabudi Digarap di Polda, Ini Daftar Namanya
Menteri Nadiem menyebutkan beberapa keunggulan kurikulum merdeka, yakni:
1. Lebih sederhana dan mendalam karena kurikulum ini akan fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya.
2. Tenaga pendidik dan peserta didik akan lebih merdeka karena bagi peserta didik tidak ada program peminatan di SMA, peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya. Bagi guru, mereka akan mengajar sesuai tahapan capaian dan perkembangan peserta didik.
3. Sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.
4. Lebih relevan dan interaktif di mana pembelajaran melalui kegiatan projek akan memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual. Misalnya, isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi profil pelajar Pancasila. (esy/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur : Soetomo
Reporter : Mesya Mohamad