jpnn.com, JAKARTA - Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mendatangani Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Kedatangan Nadiem ini untuk membahas upaya-upaya memajukan pendidikan nasional dan implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), terutama di perguruan tinggi di bawah Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU).
BACA JUGA: Tinggal Pilih, PSK Blasteran Timur Tengah Tarifnya Lebih Mahal, yang Lokal Masih Muda
Menteri Nadiem menjelaskan bahwa tujuan program MBKM adalah membuat pengalaman belajar yang relevan dan menyenangkan bagi mahasiswa dan dosen.
“Kami ingin lebih banyak mahasiswa keluar dari kampus, lebih banyak dosen keluar kampus mencari ilmu dan pengalaman. Lebih banyak praktisi ke kampus untuk mengajar," kata Nadiem di Kantor PBNU, Jakarta, Rabu (3/11).
BACA JUGA: Prayudi Tak Tahu Kucing Kuwuk Satwa Dilindungi
Menurut dia seharusnya pembelajaran di kampus tidak hanya ceramah di depan kelas, tetapi dosen bisa membuat rekaman pembelajaran kemudian ketika masuk ke kelas mahasiswa perlu diarahkan untuk lebih banyak berdiskusi, kerja kelompok, mengasah presentasi dan berdebat.
Nadiem memuji peran Nahdlatul Ulama dalam pendidikan nasional.
Dia juga berharap NU terus memberikan kritik dan masukan terhadap kebijakan pendidikan nasional.
Dalam pertemuan tersebut Menteri Nadiem memberikan bantuan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah) dan bantuan Uang Kuliah Tunggal (UKT) kepada mahasiswa-mahasiswa yang berkuliah di perguruan tinggi NU.
Selain itu, secara simbolis Mendikbudristek menyerahkan surat izin pendirian Institut Sains dan Teknologi Nahdhatul Ulama ke PBNU.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Sirodj menyambut gembira silaturahmi Mendikbudristek dan berharap lebih banyak kerja sama antara LPTNU dengan pemerintah di masa mendatang.
Kiai Said menegaskan bahwa NU melalui LPTNU mendukung kebijakan MBKM.
PBNU meminta pemerintah memberikan afirmasi bagi perguruan tinggi yang masih tertinggal dan mahasiswa dari keluarga kurang mampu. (esy/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Mesya Mohamad