jpnn.com, BOGOR - Setelah dua tahun rehat akibat pandemi Covid-19, dunia malam di Puncak, Bogor, Jawa Barat, perlahan mulai bergeliat lagi.
Para pelaku dunia malam kini kembali beroperasi secara sembunyi-sembunyi.
BACA JUGA: Mantan Pacar Mendadak Datang ke Rumah Mbak S, Langsung Memeloroti Celana Dalam
Soal hiburan dunia malam, kawasan berhawa sejuk itu paling lengkap. Dari PSK hingga gigolo ada. Termasuk wanita esek-esek berwajah keturunan Timur Tengah.
Tak ketinggalan, tempat karaoke hingga pijat plus-plus tersedia di Puncak.
BACA JUGA: Pelanggan Gadis ABG Sehari 8 Orang, Hmm, Tarifnya
Para PSK misalnya. Mereka menjajakan diri melalui jasa penjaga vila.
Jika ada yang memesan jasa PSK, penjaga vila langsung menghubungi sang wanita melalui pesan whatsApp.
BACA JUGA: Di Hotel Itu PSK Sudah Berpakaian Seksi, Ahh, Tarif Rp 500 Ribu
Salah satunya Asep, penjaja PSK sekaligus vila di Jalan Raya Bogor-Puncak-Cianjur (Bopuncur). Dia mengaku menyewakan vila juga wanita.
“Kalau mau ditemanin juga bisa. Tinggal saya hubungi,” kata Asep kepada Radar Bogor, Minggu (31/10) malam.
Untuk PSK yang ditawarkan, Asep mengaku usianya masih muda. Belasan tahun. Paling tua di bawah 25 tahun.
“Ini masih muda-muda. Pilih saja. Kalau cocok tinggal dipanggil,” katanya sambil memperlihatkan foto-foto wanita yang disebut Asep PSK.
Namun, Asep mengaku tidak hanya ABG, ada pula yang sudah berumur di atas 35 tahun.
Menurutnya banyak juga yang mencari PSK usia tua. Biasanya anak-anak muda.
“Yang berpengalaman (PSK tua) juga ada, kok,” katanya menawarkan.
Tidak hanya wanita lokal, Asep juga menawarkan PSK blasteran Timur Tengah. Tetapi tarifnya lebih mahal dan terbatas. Jika kebetulan sedang ada yang kosong baru bisa menggunakan jasanya.
“Mau blasteran? Ada. Cuma harus dicek dulu. Karena stok terbatas,” katanya sembari tertawa.
Kembali munculnya praktik dunia malam di Puncak berpeluang menjadi klaster Covid-19.
Terlebih para pelaku dunia malam ini kerap mengabaikan protokol kesehatan (prokes).
Itu terlihat dari penjaja vila yang tak menggunakan masker. Juga para PSK yang mengabaikan prokes saat bertransaksi dengan para pelanggannya.
“Iya, masa kalau begituan pakai masker dan jaga jarak. Tetapi sejauh ini aman, kok,” tutur pria berbadan kurus itu.
Menanggapi adanya praktik dunia malam di Puncak juga ancaman klaster PSK, Kasi Trantib Kecamatan Cisarua Efendi mengatakan penerapan prokes terus dilakukan.
“Untuk prokes, kami tegas. Tak pakai masker langsung kami tindak,” katanya kepada Radar Bogor, Rabu (3/11).
Sementara itu, untuk praktik dunia malam di Puncak termasuk kabar kembalinya PSK berwajah keturunan Timur Tengah, muspika akan melakukan pengecekan.
“Sejauh ini belum ada laporan. Tetapi akan kami lakukan monitoring perihal kabar ini. Jangan sampai Puncak ada seperti itu lagi,” ujar Efendi. (all/radarbogor)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti