Nadiem Makarim Tertarik Matching Fund Universitas Jambi untuk Suku Anak Dalam

Selasa, 21 September 2021 – 22:08 WIB
Mendikbudristek Nadiem Makarim merespons positif program pemberdayaan suku anak dalam. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Mendikbudristek Nadiem Makarim memberikan apresiasi pada Unviersitas Jambi (Unja) yang sukses menerapkan model pemberdayaan Suku Anak Dalam (SAD) lewat matching fund. 

“Saya sangat tertarik dengan topik matching fund yang diusung Unja tentang Pemberdayaan SAD," kata Nadiem saat berdialog dengan Civitas Akademika Universitas Jambi di Kampus Unja Mendalo, Selasa (21/9)

BACA JUGA: Soal Passing Grade PPPK Guru, Hugua: Mas Nadiem Tidak Berdaya

Nadiem membeberkan matching fund ini seharusnya bisa didesain untuk menjadi ruang belajar mahasiswa di luar kampus.

Di sana nantinya mampu menjawab kebutuhan dunia pendidikan dan membantu pemerintah dalam menyelesaikan masalah, termasuk isu tentang pemberdayaan masyarakat.

BACA JUGA: Nadiem Makarim Sampaikan Pengumuman Penting untuk Seluruh Guru

Dalam dialog tersebut, Rektor Unja Prof Sutrisno memaparkan matching fund salah satunya meloloskan pemberdayaan SAD di Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) yang terintegrasi dan berkelanjutan. 

Program ini kata dia, merupakan tindak lanjut dari MoU Unja dengan PT Sari Aditya Loka (Group Astra Agro Lestari Tbk) beberapa waktu lalu. Unja memiliki resource dalam memetakan, merumuskan strategi dan mengadvokasi komunitas SAD. 

BACA JUGA: Pemprov Jambi Dukung Penuh Forum Kemitraan Suku Anak Dalam

"Unjar hadir dan mengambil peran dalam upaya percepatan perubahan sosial SAD sekaligus mendorong upaya konservasi di TNBD,” ucapnya.

Lebih lanjut rektor menyampaikan, dalam rangka mendukung program matching fund ini pihak Unja sudah memiliki Laboratorium Sosial SAD, melalui gagasan DLT, PUI Etnomedical dan Nurisetikal (eMedical) dan PUI Pendidikan Komunitas (Pentas). Program ini akan melibatkan dosen dan mahasiswa dari berbagai Prodi di Unja.. 

“Aktivitas mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini akan diakui sebagai kegiatan akademik hingga 20 sks sebagai bagian dari implementasi MBKM,” tuturnya.

Ketua Tim Matching Fund Unja Dr. Fuad Muchlis, menyebutkan bahwa program ini, mencakup tiga topik utama. Pertama, pemberdayaan ekonomi meliputi Inventarisir dan pengolahan tanaman obat di TNBD serta budidaya/pembuatan demplot tanaman endemik dan kehutanan.

Kedua, pemberdayaan pendidikan, terkait renovasi dan  penyusunan modul pembelajaran SAD, penyusunan draft kebijakan model pendidikan SAD.  

Ketiga, pemberdayaan sosial, meliputi pengintegrasian sistem sosial SAD dengan pemerintahan desa/setempat, fasilitasi registrasi kependudukan bagi SAD dan FGD membangun kesadaran hukum bagi SAD. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler