jpnn.com, JAKARTA - Mendikbud Nadiem Makarim mengungkapkan ada empat inisiatif kebijakan yang akan dia laksanakan. Yang pertama yakni, USBN (ujian sekolah berstandar nasional).
"Jadi tidak ada USBN lagi. Kembali pada sekolah, jadi modelnya ujian sekolah," kata Nadiem di Jakarta, Rabu (11/12).
BACA JUGA: 4 Program Pokok Mendikbud Nadiem Makarim, Merdeka Belajar!
Kedua, UN (ujian nasional) yang diganti menjadi asesmen kompetensi dan survei karakter ketiga, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang tadinya berhalaman dengan 13 komponen jadi 3 komponen dan cukup satu halaman.
Keempat, adalah zonasi yang tadinya jalur prestasi 15 persen sekarang dibesarkan menjadi 30 persen. Dan minimum afirmasi, zonasi, dan jalur perpindahan itu 70 persen.
BACA JUGA: Sebelum Nadiem Makarim Menghapus UN, Ada Pesan dari Maruf Amin
Dia menjelaskan, UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) secara jelas menyebutkan, evaluasi atau penilaian terhadap siswa dilakukan guru. Dan asesmen kelulusan itu ditentukan sekolah.
"Nah, soal-soal yang biasanya dari Kemendikbud lewat dinas dan dilaksanakan sekolah, kini tidak ada paksaan lagi. Sekolah punya sistem penilaiannya sendiri yang lebih holistik bukan pilihan ganda saja. Namun, bagaimana kita mau mengases kompetensi kalau kita tidak mengerjakan proyek, hasil karya, esai, dan lain-lain. Itu konsep yang ingin saya terapkan, mengembalikan kepada esensi UU Sisdiknas," bebernya.
BACA JUGA: Hasil PISA 2018 Turun, Nadiem Makarim Harus Kerja Keras
Nadiem mengatakan, ingin memberikan kemerdekaan pada sekolah. Untuk menginterpretasi kompetensi dasar kurikulum menjadi penilaian mereka sendiri yang lebih cocok untuk siswanya, yang lebih cocok untuk daerah mereka.
Serta yang lebih cocok untuk kebutuhan pembelajaran murid mereka.(esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad