jpnn.com, JAKARTA - Penyanyi Nadin Amizah akhirnya merilis album terbaru yang berjudul Untuk Dunia, Cinta, dan Kotornya.
Album tersebut menampilkan karya dirinya yang makin dewasa serta piawai dalam mewujudkan visi artistiknya,
BACA JUGA: Nadin Amizah Ungkap Cerita di Balik Tawa
Gambaran besar terlihat dari ‘Rayuan Perempuan Gila’, ‘Semua Aku Dirayakan’ dan ‘Tawa’, yakni tiga single yang sudah dirilis serta sekaligus mewakili tiga fase perjalanan cinta yang diceritakan di album.
Sebuah video klip untuk focus track berikutnya yakni Berpayung Tuhan juga dirilis melalui akun Nadin Amizah di YouTube.
BACA JUGA: Nadin Amizah Mendadak Bucin dalam Lagu Semua Aku Dirayakan
Setelah album penuh perdana Selamat Ulang Tahun (2019) bercerita tentang trauma masa kecil dan album mini Kalah Bertaruh (2021) mendokumentasikan hubungan cinta yang menuju kekandasan, Nadin Amizah kembali menuangkan narasi yang kuat di album terbaru.
"Tema besar ‘Untuk Dunia, Cinta, dan Kotornya’ tentang menemukan cinta untuk diri sendiri melalui cinta orang lain,” kata Nadin Amizah, Sabtu (14/10).
BACA JUGA: Demi Konser Tunggal, Nadin Amizah Rela Lakukan Ini
"Di awal album tentang kebencian diri sendiri, terus di tahap keduanya lagu-lagu romantis untuk orang lain. Nah, aku ingin meleburkan konsep bahwa mungkin harus lewat dicintai orang lain dulu untuk bisa mencintai diri sendiri," sambungnya.
Perempuan berusia 23 tahun itu sejak awal berniat membuat album berisi lagu-lagu cinta.
Dia terinspirasi oleh hubungan asmara yang sedang dijalaninya dirasakan lebih baik dibanding apa yang pernah dialami sebelumnya.
Namun, setelah menulis beberapa lagu seusai konser Selamat Ulang Tahun di akhir 2022, Nadin Amizah merasa ada yang kurang lengkap karena saat menceritakannya ada tahap yang kelewat, yaitu tahap pernah merasa tidak dicintai.
"Lalu setelahnya aku juga merasa ada yang kelewat lagi, yaitu enggak ingin cinta yang didapat dari orang lain ini berhenti di situ saja. Aku inginnya itu menjadi cerita bahwa aku sudah berdamai dengan diri sendiri, tetapi memang langkahnya dari cinta orang lain itu," bebernya.
Selain membedah ketiga fase perjalanan cinta, Nadin Amizah juga memanfaatkan ‘Untuk Dunia, Cinta, dan Kotornya’ sebagai sarana untuk meluruskan persepsi yang terbangun dari luar terhadap dirinya.
Terutama seputar musik dan sosoknya yang acapkali dielu-elukan sebagai Ibu Peri yang elegan nan sempurna oleh para penggemar.
Dalam perjalanan bermusik, dia merasa sekarang sudah dikenal sebagai sebuah warna yang pakem, seperti warna putih.
"Selain punya ide menulis lagu cinta, sebenarnya aku juga punya ide melebarkan akar jadi sesuatu yang lebih kokoh dan serabutan. Sengaja aku ingin banget bikin karya sesuatu yang tidak bisa didefinisikan menjadi satu genre. Ini adalah langkah aku untuk bisa dilihat sebagai sesuatu yang lebih multi-dimensional dibanding aku yang sebelumnya," ucap Nadin Amizah.
"Kita akan melihat bahwa bagi Nadin, dunianya adalah Nadin, cintanya adalah Nadin, tetapi kotornya juga Nadin Amizah," imbuhnya.
Demi membantu mewujudkan visi tersebut, Nadin Amizah bekerja sama dengan lima produser pilihannya.
Antara lain Lafa Pratomo pada lagu ‘Bunga Tidur’, ‘Rayuan Perempuan Gila’, ‘Ah’, ‘Di Akhir Perang’ dan ‘Tawa’; Gusti Irwan Wibowo di lagu ‘Jangan Ditelan’ dan ‘Berpayung Tuhan’, lalu Rifan Kalbuadi pada lagu ‘Semua Aku Dirayakan’ dan ‘Kekal’, Will Mara pada lagu ‘Tapi Diterima’; dan Rayhan Rizki Ramadhan pada ‘Nadin Amizah’.
"Aku ingin banget di album ini orang-orang lebih fokus melihat aku sebagai musisi yang sudah lebih mementingkan musikalitasnya dibanding cuma penulisan lagunya," jelasnya.
Nadin Amizah memberikan sajian yang berwarna dalam album Untuk Dunia, Cinta, dan Kotornya.
Lagu seperti ‘Rayuan Perempuan Gila’ dengan irama keroncongnya, ‘Tawa’ yang berupa lagu pop riang nan megah, serta ‘Ah’ yang bernuansa indie pop santai, dan sebagainya.
"Ini benar-benar pendewasaan dalam segi penulisan dan segi musikalitas," tutup Nadin Amizah.
Album Untuk Dunia, Cinta, dan Kotornya dari Nadin Amizah sudah bisa dinikmati di berbagai platform musik digital. (ded/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dedi Yondra