PANGGUNG berukuran sekitar 4x4 meter di sudut halaman Kampus Al Basyariah, Bojonggede, Bogor, Jawa Barat, itu disiapkan untuk pentas Temu Kangen Budayawan Muslim. Namun, hujan yang turun sejak siang hingga menjelang malam, membuat acara yang menghadirkan budayawan senior Deddy Mizwar, harus dipindahkan di salah satu ruangan kampus.
Mahasiwa, mahasiwi dan masyarakat sekitar kampus Al Basyirah tampak tetap antusias mengikuti acara hingga selesai. Mereka memenuhi ruangan dengan duduk di lantai tanpa alas. Sebagian warga, yang tidak tertampung dalam ruangan, rela berjejalan di emper gedung kampus meski dengan risiko pakaian mereka akan basah terpercik air hujan yang tak juga kunjung reda.
Hadirnya sang bintang Naga Bonar, benar-benar menjadi magnet pengunjung. Buktinya, meski hujan deras dan pelaksanaan acara tertunggu hingga beberapa jam, mereka tetap setia menunggu. Bahkan, begitu Deddy Mizwar memasuki halaman kampus, banyak warga yang berebut mendekat untuk bisa berjabat tangan atau sekadar menyapa.
Anas Nasri, saat menyambut kehadiran Deddy Mizwar, mengatakan, ada lima pasang orang baik, yang berniat baik, mencalonkan sebagai pemimpin Jawa Barat. "Namun. kami mengharapkan Allah meridhoi dan menjadikan yang Nomor 4 menjadi pemimpin kami," ujarnya, menyebut nomor pilihan calon gubernur dan wakil gubernur Ahmad Heryawan, Deddy Mizwar pada Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Jawa Barat, 24 Februari 2013.
Secara spontan dan kompak seperti dikomando, audien yang berjumlah ratusan orang pun menjawab: "Amiin". Dalam paparannya, Deddy Mizwar banyak menyampaikan pesan tentang demokrasi yang harus dilandasi dengan moral yang baik. Menurut dia, Hanya saja, untuk mewujudkan kekuasaan itu rakyat harus memilih siapa sebagai pelaksananya.
Karena itu, pemimpin seperti gubernur dan wakil gubernur sebenarnya adalah pelayan rakyat. Pelayan inilah yang diberi amanah untuk memimpin dan melaksanakan keinginan rakyat. Karena itu, Deddy Mizwar mengajak masyarakat untuk menggunakan akal sehat, dengan hati yang bersih, dalam memilih pemimpin.
"Jangan lupa, sebelum memilih, sebagai orang beragama hendaknya memohon petunjuk dan berdoa kepada Allah agar diberi pemimpin yang amanah dan bisa menyejahterakan rakyat," ujarnya.
Dan sebagai pelayan, Deddy Mizwar mengaku tidak berani berjanji karena khawatir tidak dapat memenuhinya, apalagi jika janji itu hanya sebuah janji manis yang tidak realistis. "Saya hanya bemodalkan iman untuk melamar menjadi pelayan rakyat Jawa Barat," tegasnya.
Calon wakil gubernur Jawa Barat, yang berpasangan dengan Ahmad Heryawan (calon gubernur), mengatakan pelayan rakyat antara lain bertugas mendistribusi uang rakyat yang terhimpun melalui pajak, secara berkeadilan. "Uang itu milik ibu dan bapak semua yang harus dikembalikan kepada rakyat," katanya.
Menurut aktor senior ini, sebagai pelayan rakyat, pemimpin setidaknya harus melayani rakyat dalam hal antara lain bidang kesehatan, pendidikan, dan ketersedian pangan yang cukup gizi.
Untuk bidang kesehatan, kata dia, pihaknya akan meningkatkan puskemas yang tersebar di berbagai pelosok Jawa Barat menjadi puskesmas yang dilengkapi fasilitas rawat inap. Sehingga, masyarakat dapat dengan mudah memperoleh pelayanan kesehatan.
Di bidang pendidikan, selain meningkatkan daya tampung sekolah dengan menambah ruang kelas, juga akan memprioritaskan pengalokasian dana untuk meringankan biaya pendidikan masyarakat. "Dananya ada dan bisa untuk menggratiskan biaya pendidkan hingga tingkat SMA," katanya.
Hanya saja, ia memberikan catatan, untuk sekolah unggulan tetap ada biaya. Sedangkan untuk anak dari keluarga yang kurang mampu secara ekonomi dan berpretasi, akan diberikan bea siswa. "Jadi, yang mampu tetap bayar," katanya. Dengan demikian, semua masyarakat bisa memperoleh pendidikan yang baik. "Jangan sampai ada anak-anak kita yang tidak memperoleh pendidikan karena tidak memiliki biaya," katanya.
Yang tidak kalah penting, terkait dengan pelayanan sebagai pemimpin adalah memperbaiki gizi masyarakat. Beragam program yang telah berjalan selama ini, akan ditingkatkan. Menurutnya, tanpa kualitas gizi yang baik, sekolahan bisa menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi anak- anak kita, tapi justru akan menyiksa. (Muhammad Irfan/Bandung Ekspres)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Akui Kualitas KPK
Redaktur : Tim Redaksi