Nah lho, Korut Tertangkap Basah Lanjutkan Program Nuklir

Jumat, 07 Desember 2018 – 12:51 WIB
Kim Jong-un memberi arahan kepada ilmuan nuklir Korea Utara dalam foto terbaru yang dirilis Korean Central News Agency (KCNA), Minggu (3/9). Foto: Reuters

jpnn.com, NEW YORK - Di perbatasan dua negara, Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) sudah menggaungkan perdamaian. Tapi, perdamaian yang sejati hanya akan terwujud jika Pyongyang mesra dengan Washington. Dan, tidak mudah merealisasikan harapan tersebut.

Hubungan Korut dan Amerika Serikat (AS) labil. Saling sindir, saling kecam muncul di sela sentimen positif yang silih berganti dilontarkan kedua negara. Yang terbaru, Pyongyang dan Washington sepakat untuk tetap mengagendakan pertemuan jilid kedua Presiden Donald Trump dan Pemimpin Tertinggi Kim Jong-un.

BACA JUGA: Siapkan Rp 550 T untuk Menyambungkan Dua Korea

Saat ada harapan bahwa hubungan AS dan Korut akan membaik, muncul laporan anyar tentang perkembangan senjata nuklir Pyongyang. Kemarin, Kamis (6/12) CNN merilis gambar satelit terbaru pangkalan misil dan situs produksi nuklir di wilayah Yeongjeo-dong. Ada aktivitas pembangunan di sana.

"Temuan ini menunjukkan bahwa Korut masih menjalankan program nuklirnya pasca pertemuan (Trump dan Jong-un) di Singapura," ujar Jeffrey Lewis, peneliti dari Middlebury Institute of International Study.

BACA JUGA: Kian Mesra, Korut dan Korsel Jajaki Kereta Trans-Korea

Sebenarnya, AS sudah lama mengetahui bahwa area di sekitar pegunungan itu memang menjadi fasilitas nuklir rahasia Korut. Yang tidak disangka-sangka adalah masih berlanjutnya aktivitas nuklir di sana. Padahal, Pyongyang sudah berjanji melakukan denuklirisasi demi mewujudkan Semenanjung Korea bebas nuklir.

Middlebury Institute of International Study melaporkan bahwa fasilitas nuklir bawah tanah itu eksis sejak tahun lalu. Kuat dugaan, di lokasi itulah Korut menyembunyikan misil jarak jauh terbarunya. Misil tersebut, kabarnya, bisa mengusung hulu ledak nuklir dan melesat sampai Benua Amerika.

BACA JUGA: Korut Uji Coba Senjata Rahasia

Pentagon mengaku tidak terkejut dengan kabar aktifnya situs nuklir Korut tersebut. Namun, para pejabat AS memilih bungkam saat ditanyai pendapatnya soal temuan terbaru tersebut.

Mereka juga tidak mau menganggap Korut mengingkari janji denuklirisasi. "Kami mengawasi Korut secara ketat. Tapi, kami tak akan bicara soal informasi intelijen," ujar Chris Logan, juru bicara Pentagon.

Selasa (4/12) John Bolton menegaskan bahwa pertemuan jilid kedua Trump dan Jong-un harus terwujud. "Pertemuan lanjutan akan lebih produktif. Mungkin Januari atau Februari," ujarnya.

Sementara itu, Presiden Korsel Moon Jae-in optimistis Trump dan Jong-un kembali bertemu. Kemarin Korsel menantikan kabar baik dari Korut terkait rencana lawatan Jong-un ke Seoul. Blue House memperkirakan bahwa putra mendiang Kim Jong-il itu berkunjung pada akhir 2018 atau awal 2019.

"Kunjungan ini akan membawa dampak positif pada pertemuan AS-Korut," ujar Moon kepada Associated Press. Media Korsel menduga, Jong-un melawat Seoul pada 18-20 Desember. (bil/c7/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Megawati Ajak Bangsa Asia Damaikan Semenanjung Korea


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler