jpnn.com, JAKARTA - Laba bersih PT Bank Central Asia Tbk pada 2018 naik 10,9 persen menjadi Rp 25,9 triliun.
Pada 2017 lalu, emiten berkode BBCA tersebut membukukan laba bersih sebesar Rp 23,3 triliun.
BACA JUGA: AIA dan BCA Hadirkan EduPlan, Solusi Raih Gelar Sarjana
“Pendapatan bunga bersih tumbuh 8,3 persen menjadi Rp 45,3 triliun, sedangkan pendapatan operasional lainnya tumbuh 17 persen menjadi Rp 17,7 triliun pada 2018,” ujar Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja di Hotel Kempinski Jakarta, Kamis (28/2).
Jahja mengungkapkan, perusahaan dan entitas anak mampu mencetak pertumbuhan kinerja keuangan yang positif sepanjang tahun lalu di tengah kondisi likuiditas sektor perbankan yang mengetat dan tren kenaikan suku bunga.
BACA JUGA: Beberapa Penyebab Likuiditas Perbankan Mengetat
Jahja mengungkapkan, posisi likuditas BCA ditopang oleh solidnya pertumbuhan dana murah (current account saving account/CASA) yang berkontribusi terhadap 76,7 persen terhadap total dana pihak ketiga dengan nilai Rp 483 triiun.
Sementara itu, portofolio kredit BCA meningkat 15,1 persen menjadi Rp 583 triliun yang ditopang oleh pertumbuhan kredit usaha atau kredit korporasi yang mencapai 20,4 persen menjadi Rp 213,3 triliun pada akhir 2018.
BACA JUGA: BCA Tawarkan Alternatif Solusi Investasi
Di sisi lain, kredit komersial dan UKM tumbuh 13,4 persen menjadi Rp 183,8 triliun.
"Pertumbuhan kredit usaha lebih tinggi, baik pada kredit investasi maupun modal kerja," imbuh Jahja. (romys binekasri/jpc/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BCA Bidik Dana Kelolaan Nasabah Prioritas Rp 27,5 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi