Naik 16,35 Persen, Laba Bersih Prodia Jadi Rp 175,45 Miliar

Minggu, 31 Maret 2019 – 17:32 WIB
Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty. Foto: Prodia

jpnn.com, JAKARTA - PT Prodia Widyahusada Tbk berhasil membukukan kinerja sangat memuaskan sepanjang 2018.

Emiten berkode PRDA itu meraup laba bersih sebesar Rp 175,45 miliar. Jumlah itu naik 16,35 persen dibandingkan laba bersih pada 2017 yang mencapai Rp 150,80 miliar.

BACA JUGA: Laba Bersih Bank Danamon Kalimantan Naik 7 Persen

Pendapatan bersih Prodia juga tumbuh sebesar 9,12 persen menjadi Rp 1.599,76 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak Rp 1.466,02 miliar.

Prodia juga membukukan kenaikan ebitda sebesar 16,08 persen, yakni dari Rp 239,05 miliar pada 2017 menjadi Rp 277,49 miliar pada 2018.

BACA JUGA: Naik 18 Persen, Pendapatan Lippo Karawaci Tembus Rp 12,5 Triliun

Sementara itu, margin ebitda juga berhasil ditingkatkan menjadi 17,35 persen.

Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty menjelaskan, pihaknya berhasil mencapai target laba bersih dengan terus berfokus pada keunggulan dan efisiensi operasional.

BACA JUGA: 2018, Laba Bersih Waskita Karya Capai Rp 4,6 Triliun

“Kami optimistis dapat mempertahankan posisi keuangan yang sehat pada tahun-tahun mendatang,” jelas Dewi, Minggu (31/3).

Laba bersih perseroan mengalami kenaikan seiring dengan peningkatan pendapatan bersih.

Pada 2018, pendapatan tes laboratorium tercatat sebesar Rp 1,408 triliun atau berkontribusi sekitar 88,06 persen  kepada pendapatan perseroan.

Hal ini menunjukkan kuatnya kinerja bisnis inti perseroan dan keunggulan operasional Prodia.

Pendapatan nonlaboratorium meningkat menjadi Rp 204,47 miliar atau naik sebesar 8,90 persen dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp 187,76 miliar.

Di samping itu, pendapatan dari masing-masing segmen pelanggan juga turut mengalami peningkatan dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan perseroan.

Segmen pelanggan individu dan rujukan dokter menyumbang masing-masing sekitar 32,32 dan 30,01 persen kepada pendapatan perseroan.

Sementara itu, kontribusi segmen referensi pihak ketiga dan klien korporasi sekitar 20,68 dan 16,98 persen terhadap pendapatan perseroan. 

Sepanjang 2018, jumlah pemeriksaan mencapai 15,9 juta dan jumlah kunjungan mencapai 2,5 juta. 

Jumlah permintaan tes esoterik mengalami peningkatan sebesar sembilan persen pada 2018 menjadi 517 ribu tes, dari 474 ribu tes pada 2017.

Pendapatan tes esoterik mengalami peningkatan sebesar 17,3 persen pada 2018 menjadi Rp 254,86 miliar dari Rp 217,33 miliar pada 2017 atau berkontribusi sekitar 15,9 persen kepada pendapatan perseroan pada tahun lalu.. 

Pada 2018, total aset perseroan mencapai Rp 1,930 triliun atau lebih tinggi Rp 82,18 miliar dibandingkan tahun sebelumnya.

Dewi menjelaskan, pihaknya terus berusaha menjaga kinerja keuangan yang sehat, mengedepankan keunggulan operasional yang didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten dan sistem teknologi informasi yang mumpuni.

“Prodia secara konsisten mampu menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan bagi pemangku kepentingan serta bertransformasi menjadi penyedia jasa layanan kesehatan next generation dengan jejaring layanan terbesar di Indonesia,” tambah Dewi. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cara Prodia Kejar Pertumbuhan Double Digit pada 2019


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler