Naikkan Harga BBM, Jokowi Tak Peduli Popularitas Turun

Sabtu, 15 November 2014 – 02:36 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi). Foto: dok.JPNN

DI Brisbane, Australia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus memberi sinyal untuk segera menaikkan harga BBM bersubsidi. Saat bertemu dengan 260-an warga negara Indonesia (WNI) di Queensland University of Technology (QUT) Brisbane, Australia, Jokowi kembali menegaskan keputusannya itu.
 
Jokowi mengakui, ada beberapa pihak yang mengingatkan bahwa keputusan itu akan membuat popularitasnya merosot.

"Saya tidak peduli. Seorang pemimpin harus berani mengambil risiko," tandasnya disambut tepuk tangan meriah hadirin tadi malam (14/11).
 
Dalam pertemuan yang disiarkan live stream via YouTube dan dipantau para pelajar Indonesia di lima benua tersebut, Jokowi menegaskan bahwa pengalihan subsidi BBM mendesak untuk dilakukan.

BACA JUGA: Inalum Keberatan Listriknya Diambil Lagi untuk Masyarakat

Selain salah sasaran karena subsidi BBM lebih banyak dinikmati masyarakat mampu pemilik mobil, subsidi akan dialihkan untuk kegiatan produktif. "Jadi, ini tidak bisa ditunda-tunda lagi," tuturnya.
 
Jokowi lantas memaparkan, dalam lima tahun terakhir, subsidi BBM sudah menyedot anggaran hingga Rp 714 triliun. Padahal, subsidi untuk kesehatan hanya Rp 220 triliun dan anggaran infrastruktur Rp 570 triliun.

"Ini kan enggak bener. Kita ini sudah terlalu boros. Anggaran ratusan triliun dihambur-hamburkan untuk dibakar," ucapnya.
 
Bukan itu saja, Jokowi juga mengatakan bahwa subsidi energi tahun depan bakal menembus angka Rp 430 triliun jika tidak ada kenaikan harga BBM. Mantan gubernur DKI Jakarta dan wali kota Solo tersebut kemudian membandingkannya dengan biaya pembangunan waduk yang sebesar Rp 400 miliar.

BACA JUGA: PBB Eksplorasi Capai Rp 3,1 Triliun

Dengan demikian, dana subsidi itu bisa digunakan untuk membangun 1.000 waduk! Bahkan juga bisa digunakan untuk membangun jaringan kereta api di Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan yang hanya butuh sekitar Rp 360 triliun. "Perbandingan seperti ini harus disampaikan. Supaya masyarakat paham," ujarnya.
 
Menurut Jokowi, banyaknya demo atau suara yang menentang rencana kenaikan harga BBM lebih disebabkan kurangnya pemahaman mereka akan manfaat rencana tersebut.

Misalnya pada percepatan pembangunan infrastruktur atau pengurangan kesenjangan dengan pemberian bantuan kepada masyarakat miskin. "Ini akan membawa banyak manfaat untuk Indonesia," jelasnya.
 
Jokowi meyakini, jika sampai popularitasnya turun sebagai akibat kenaikan harga BBM, kondisi itu tidak akan berlangsung lama. Apalagi jika masyarakat nanti sudah bisa menikmati manfaat pengalihan subsidi, misalnya melalui Kartu Keluarga Sejahtera, Kartu Indonesia Pintar, maupun Kartu Indonesia Sehat.

BACA JUGA: Perusahaan Kapal Pesiar Butuh 1.500 Tenaga Kerja Per tahun

"Paling juga sebulan lah (popularitas saya turun). Setelah itu paling juga pada minta foto-foto selfie lagi," candanya.
 
Dalam pertemuan yang berlangsung mulai pukul 08.45 hingga 10.30 waktu Brisbane tersebut, Jokowi juga meminta WNI di Australia membawa nama baik Indonesia dan menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar. "Jangan sekali-kali merasa inferior (rendah diri)," tuturnya.
 
Pertemuan dengan para WNI semalam berlangsung sangat cair. Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dan petugas keamanan pemerintah Australia sempat kelabakan karena Jokowi yang tiba di ruang pertemuan lantai 10 QUT tidak menuju atas panggung.

Tapi justru langsung menuju barisan kursi belakang untuk menyapa para warga yang sudah heboh dengan tepuk tangan dan teriakan-teriakan, "Pak Jokowi, I Love Youuuu."
 
Selanjutnya, bisa ditebak, Jokowi pun dikerubungi ratusan warga yang ingin berfoto selfie. Komandan Paspampres Mayjen Andika Perkasa pun sampai harus terhuyung-huyung karena berusaha membukakan jalan untuk Jokowi.
 
Duta Besar Indonesia untuk Australia Riphat Nadjib Kesoema mengatakan, popularitas Jokowi di Australia memang luar biasa. Dia menyebutkan, saat pemilihan presiden Juli lalu, Jokowi merebut suara 83 persen warga Indonesia di Australia. "Jadi, di sini memang banyak suporter Pak Jokowi," katanya.
 
Pertemuan dengan WNI tadi malam adalah acara kedua Jokowi sepanjang hari kemarin. Begitu mendarat di Bandara Brisbane dari Myanmar sekitar pukul 14.00 waktu Brisbane, Jokowi dan rombongan langsung menuju Hotel Pullman. Sorenya Jokowi sempat mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Australia Tony Abbott.
 
Dalam pertemuan tertutup di area Brisbane Convention and Exhibition Center (BCEC) tersebut, Jokowi kembali mengundang Australia untuk meningkatkan hubungan dagang dengan Indonesia serta mengajak para pebisnis Australia berinvestasi di Indonesia. Khususnya di sektor infrastruktur seperti pembangkit listrik.
 
Hari ini, acara puncak G20 akan dibuka pukul 15.00. Jokowi dan para pemimpin negara lainnya akan mengikuti sesi utama yang membahas Global Economy: Strengthening Growth and Job Creation.

Pada malam harinya akan ada jamuan makan malam dan pertunjukan budaya oleh pemerintah Australia. (owi/c9/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sudah 8 Tahun, Proyek PLTU di Maluku Belum Kelar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler