jpnn.com, JAKARTA - DPP Gerindra perlu mengkaji lebih dalam nama-nama yang diusulkan menjadi pendamping Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 mendatang.
Baik terkait nama Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo, maupun beberapa nama lain yang juga disebut layak sebagai pendamping Ketua Umum DPP Gerindra tersebut.
BACA JUGA: Respons Jokowi Soal Keyakinan Cak Imin Diajak Jadi Cawapres
Di antaranya, Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar dan sembilan nama dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang sebelumnya telah dirilis sebagai calon presiden dan calon wakil presiden potensial.
"Syarat pencalonan presiden itu 112 kursi DPR dan Gerindra cuma punya 73 kursi. Karena itu kami perlu berkomunikasi dengan partai lain," ujar Wakil Sekjen Gerindra Andre Rosiade di Jakarta, Jumat (9/3).
BACA JUGA: Gerindra tak Peduli Poros, yang Penting Prabowo Capres!
Menurut Andre, ada banyak hal yang menjadi pertimbangan terkait nama cawapres Prabowo nantinya. Antara lain, harus bisa memberi insentif elektoral, memiliki visi misi dan chemistry yang sama dengan Prabowo.
"Satu hal lain yang tak kalah penting, juga harus bisa diterima partai koalisi pendukung," kata Andre.
BACA JUGA: Cak Imin Ajak Memerangi Narkoba dengan Cara Ini
Saat ditanya, apakah Anies dan Gatot berpeluang besar diterima partai koalisi nantinya, Andre hanya menyatakan perlu proses komunikasi yang panjang.
"Wallahua'lam, kalau bisa diterima (koalisi) itu butuh proses komunikasi. Tapi yang jelas dua orang ini (Gatot dan Anies) masuk radar. Demikian juga nama Ketum PKB Muhaimin Iskandar dan sembilan nama dari PKS," ucapnya.
Lebih lanjut Andre mengatakan, Gerindra hampir dipastikan berkoalisi dengan PKS pada Pilpres 2019. Partai berlambang padi dan bulan sabit kembar itu diketahui memiliki 40 kursi di DPR.
"Kami juga terus menjalin komunikasi dengan PKB, PAN dan Demokrat," pungkas Andre.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PKB Tunggu Petunjuk Kiai soal Pilpres 2019
Redaktur & Reporter : Ken Girsang