Nama Mirwan, Mahyuddin, dan Angie Disebut Sejak Rosa Ditangkap

Kamis, 08 November 2012 – 13:38 WIB
Angelina Sondakh. Foto: Dok/JPNN
JAKARTA - Nama anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI Mirwan Amir, Mahyuddin dan Angelina Sondakh sudah terkuak sebagai penerima suap di proyek Wisma Atlet sejak Mindo Rosalina Manulang pada 21 April 2011 lalu. Hal ini terungkap dalam sidang Angie terkait kasus dugaan korupsi pembahasan anggaran di Kementerian Kesehatan (Kemkes) dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kempora) dengan saksi Politisi Demokrat, Edi Ramli Sitanggang.

Menurut Edi, nama-nama itu disebut Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin saat Fraksi Demokrat mengadakan rapat tertutup dengan sejumlah anggota Komisi III dari Demokrat, Angie, Nazaruddin, Mahyuddin, Max Sopacua, Mirwan Amir dan Benny K Harman di ruang Fraksi lantai 9, Nusantara I Gedung DPR RI, tahun 2011.

"Waktu itu Rosa baru ditangkap, dan nama Nazaruddin baru disebut-sebut terlibat. Fraksi Demokrat langsung mengadakan pertemuan. Di situ, Nazaruddin menyatakan ia tidak terlibat. Dia mengatakan Angie, Mahyuddin dan Mirwan Amir yang terima uang dari kontraktor," ujar Edi di hadapan Majelis Hakim Tipikor, yang diketuai oleh Sudjatmiko, Kamis (8/11). Edi mengaku tak tahu jumlah uang yang diberikan pada tiga orang itu.

Setelah Nazar melontarkan tudingan itu, kata Edi, tak ada reaksi dari nama-nama yang disebut, termasuk Angie. Edi mengaku, dalam forum itu, Benny K Harman selaku Ketua Komisi III saat itu juga tidak mengkonfirmasi apa yang disampaikan Nazaruddin pada orang yang disebutkan.

"Dalam pertemuan itu, saya tidak mengikutinya sampai selesai, karena saya ke luar saat menerima telepon. Jadi saya tidak tahu apa setelah itu ada konfirmasi pada mereka. Setelah saya masuk sudah bubar pertemuannya," kata Edi.

Dikatakan, dalam pertemuan tersebut juga ada inisiatif Partai Demokrat untuk membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) yang bertujuan untuk mengklarifikasi rumor yang berkembang mengenai keterlibatan Nazaruddin dalam perkara Wisma Atlet. Namun, itu hanya berupa inisiatif. Edi menegaskan, TPF Partai Demokrat tidak pernah dibentuk karena kasus Nazaruddin, diambil alih oleh Dewan Kehormatan Partai Demokrat.

"Saya dipanggil tiba-tiba, (pertemuan) untuk membentuk TPF sekaligus sudah ada Angie, tetapi enggak jadi (TPF) yang tujuannya untuk melakukan klarifikasi penelusuran kasus yang berkembang. Waktu itu omongannya fokus, jadi saya tidak tahu apa lagi saja yang dibahas," katanya.

Menanggapi pernyataan Edi itu, Angie lalu mengingatkan rekan separtainya itu mengenai pertemuan keduanya di lift. Saat itu Angie mengaku pada Edi bahwa ia tak menerima uang dari kontraktor. Ia membantah tudingan Nazaruddin.

"Saya ingat, sempat bertemu di lift saya ingat. Ketika itu saya bertanya kepada ibu apa benar kata Nazaruddin, ibu menjawab itu tidak ada, tidak menerima uang," katanya.

Namun begitu, Edi tetap menegaskan pernyataan Nazaruddin dalam pertemuan tersebut adalah adanya sejumlah anggota Demokrat yang menerima uang dari kontraktor yang diduga dari proyek pembangunan Wisma Atlet.

"Nazar yang berbicara, saya tahu kawan-kawan yang menerima. Tahunya hanya Nazaruddin mengatakan demikian," tambahnya.

Seperti diketahui, setelah nama Nazar disebut-sebut oleh Rosa, ia mati-matian membantah keterlibatannya dalam korupsi di Wisma Atlet. Hampir semua rekannya di Partai Demokrat pun membela Nazaruddin. Saat itu, pada media massa, Nazar belum menyebut nama Angelina maupun nama anggota DPR lainnya. Namun, setelah ia dinyatakan menjadi tersangka dan menjadi buronan KPK, baru Nazar bernyanyi mengenai keterlibatan Angie dan petinggi Demokrat lainnya.

Pembentukan TPF yang selama ini juga didengungkan oleh politisi-politisi Demokrat di DPR untuk mencari fakta kasus Nazaruddin juga ternyata tak benar adanya, karena ternyata menurut Edi, TPF tak jadi dibentuk. Dewan Kehormatan sudah mengambil alih pencarian fakta tersebut.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Obama Menang, Indonesia Diminta Hati-Hati

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler