Napak Tilas Spirit 1998 Timnas Prancis

Minggu, 22 Juni 2014 – 10:54 WIB
Penyerang Prancis, Karim Benzema. Getty Images

SALVADOR - Langkah mulus menyapa perjalanan Prancis di fase grup Piala Dunia 2014. Dua laga perdana mereka akhiri dengan perolehan tiga poin, dengan skor telak pula. Meski demikian, Prancis belum mendapatkan jaminan lolos dari Grup E.
    
Setelah membekuk Honduras dengan kemenangan 3-0 di laga pertama (15/6), Les Bleus (julukan Prancis) mengungguli sesama tim Eropa Swiss dengan 5-2. Penyerang Real Madrid Karim Benzema tampil sebagai bintang. Meski gagal dalam eksekusi penalti, Benzema masih mampu mencetak satu gol ditambah dua assist dalam laga yang berlangsung di Arena Fonte Nova, Salvador itu.
    
Baru satu kepastian yang terjadi di Grup E. Honduras dipastikan tersingkir dari persaingan ke 16 besar. Sementara, Prancis masih bisa digeser Swiss dan Ekuador yang sama-sama mengumpulkan tiga poin. Tapi, prancis unggul tiga poin dari dua pesaingnya itu, sekaligus unggul selisih gol (+6 dari Ekuador dan +8 dari Swiss).
    
Kemenangan dengan jumlah gol yang besar tak terlalu dipikirkan Pelatih Prancis Didier Deschamps. Dia lebih menyoroti sisi motivasi dan kepercayaan diri para pemainnya. Menurutnya, ada kesamaan antara Hugo Lloris dkk dengan tim Prancis yang menjadi juara Piala Dunia 1998.
    
"Ini hal yang sama dengan yang kami saksikan pada 1998, meski tak bisa dibandingkan satu sama lain. Saya memiliki tim yang sangat fokus dengan cara berpikir untuk terus berkembang, termasuk dari mereka yang belum mendapatkan kesempatan bertanding," ungkap Deschamps seperti dikutip Reuters.
    
Deschamps memang tak menjamin timnya bakal mengulangi prestasi pada 1998, saat dia masih menjadi bagian dari tim yang diarsiteki Aime Jacquet itu. Namun, dengan spirit dan kemauan yang dimiliki timnya, dia yakin selalu ada peningkatan di tiap pertandingan.
    
Terlambat panas di partai perdana melawan Honduras, para penggawa Les Bleus langsung unggul 2-0 di 18 menit pertama. Pada menit ke-17 Olivier Giroud membuka keunggulan dan langsung disusul dengan gol Blaise Matuidi 66 detik kemudian. Prancis meraih keunggulan 3-0 di babak pertama melalui gol Mathieu Valbuena (40").
    
Prancis seharusnya bisa unggul lebih besar, jika Benzema tak menyianyiakan eksekusi penalti di menit ke-32. Tendangan penalti menyusul pelanggaran Johan Djourou pada Benzema.
    
Tapi, Benzema membayarnya di babak kedua, pada menit ke-67. lalu dilanjutkan gol Moussa Sissoko (73"). Swiss memperkecil ketertinggalan melalui Blerim Dzemaili (81") dan Granit Xhaka (87").
    
"75 menit, 5-0. Hasil yang luar biasa. Kami tahu tim ini kompetitif dan kami mampu menunjukkannya melalui ujian yang berat. Swiss bermain bagus. Tapi, tekanan di lini tengah dan para penyerang kami yang cepat tak diimbangi Swiss," terang Deschamps.

Pelatih Swiss Ottmar Hitzfeld menyebut kekalahan tersebut menyakitkan. Sebab, itu terjadi saat Swiss berada dalam kepercayaan diri yang tinggi usai kemenangan dari Ekuador.
    
"Kami tak bisa mengeluarkan semua potensi yang kami miliki. Kami mengikuti permainan Prancis. Kami berusaha sekuat tenaga untuk membuat gol tapi kesalahan individu terjadi. Kami bereaksi, tapi ini hari yang benar-benar menyedihkan buat kami," ucap Hitzfeld seperti dilansir Sky Sports. (ady)

BACA JUGA: Tiga Pemain SFC U-21 Masuk Radar Indra Sjafri

BACA ARTIKEL LAINNYA... Selamatkan Jerman, Klose Catat Rekor Baru


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler