Narkoba Asing Serbu Surabaya lewat Darat

Sabtu, 30 November 2013 – 08:29 WIB

SURABAYA - Kegagalan dalam menyelundupkan narkoba ke Surabaya melalui jalur udara membuat para bandar mencari jalan lain. Mereka kini lebih gemar mengirim narkoba melalui jalur darat yang lebih sulit dideteksi.

Kesimpulan itu diungkapkan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jatim setelah mengevaluasi pola jaringan narkoba yang terjadi beberapa bulan terakhir.

Hasilnya, bandar sedang berupaya mendistribusikan narkoba melalui jalur darat. 

Kepala BNNP Jatim Iwan A. Ibrahim mengatakan, hal itu sudah dilakukan para bandar besar narkoba. Satu kasus ditangani BNN dan satu lagi ditangani BNNP. "Dua kasus itu bermotif sama persis. Kelihatannya memang menjadi model yang cukup efektif," katanya. 

Menurut dia, narkoba tersebut dikirim dari luar negeri ke Indonesia melalui jalur timur. Bandar mengirim narkoba dengan menggunakan jalur udara dan mendarat di Timor Leste. Dari sana, narkoba dibawa ke Surabaya melalui jalur laut dengan menggunakan mobil. 

Kendaraan itu diturunkan di daratan Banyuwangi. Dari sana, perjalanan melalui darat hingga sampai Surabaya. Dengan cara tersebut, bandar lebih banyak berhasil membawa narkoba sampai Surabaya jika dibandingkan dengan melalui jalur udara yang sangat ketat.

Sebab, di darat tidak ada pengawasan seketat bandara. Di bandara semua barang dan penumpang bisa diawasi langsung secara detail. Tapi, jika di perjalanan darat tidak ada pengawasan seketat itu. Iwan mengakui tidak mungkin mengawasi mobil satu per satu yang melintas di jalan raya.

Iwan menambahkan, sebagian besar narkoba yang dikirim ke Surabaya lewat jalur darat berjenis sabu-sabu. Berdasar penelusuran BNN, diketahui barang tersebut berasal dari jaringan bandar Afrika, Tiongkok, Singapura, dan Malaysia. "Mereka memang pemain lama," jelasnya.

Bandar melakukan itu karena jalur udara semakin diketati. Terbukti, sejumlah pengiriman melalui bandara hampir selalu bisa digagalkan. Karena itulah, mereka menganggap moda transportasi udara dianggap kurang menguntungkan untuk mengedarkan narkoba.

Berdasar catatan Jawa Pos, pada 2013, ada 12 pengiriman narkoba dari luar negeri melalui bandara yang bisa digagalkan. Semuanya mengirim sabu-sabu dengan tujuan Surabaya. Itu berbeda dengan tahun sebelumnya yang jumlah pengungkapannya jauh lebih sedikit. 

Kondisi tersebut, menurut Iwan, mempertegas bahwa Surabaya tidak lagi menjadi tempat transit. Tapi, Surabaya sudah menjadi tujuan peredaran narkoba. Sebab, jika ingin dibawa ke daerah lain, bisa tanpa melewati Surabaya. 

Iwan menambahkan, pihaknya sudah mengantisipasi peredaran melalui jalur darat. Meski lebih sulit, itu tetap harus ditanggulangi untuk mempersempit gerak peredaran narkoba. Salah satunya menempatkan petugas-petugas di daerah perbatasan. Termasuk di jalur darat, laut, dan udara.(eko/end)

BACA JUGA: Siswi SMK Kubur Bayi

BACA ARTIKEL LAINNYA... Diduga Miliki 14 Butir Ekstasi, TNI Diamankan di Lokalisasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler