Narkoba Sudah Masuk Siborongborong dan Lagoboti

Terkontaminasi, Polda Tak Diajak Koordinasi

Sabtu, 24 Desember 2011 – 13:07 WIB

JAKARTA- Pernyataan Dir Narkoba Poldasu Kombes Pol Andjar Dewantoro yang mengaku pihaknya tidak diajak koordinasi oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) Pusat saat melakukan penggerebekan LP Tanjung Gusta Medan, termasuk saat penangkapan pria berinisial B, mendapat tanggapan mantan Kalahar BNN Pusat, Komjen (Purn) Togar Sianipar.

Menurut Togar, secara prosedural, memang idealnya BNN berkoordinasi dengan Polda saat menggelar operasiHanya saja, lanjut mantan Kapolda Bali, Sumsel, dan Kaltim itu, ketika BNN menganggap ada oknum di Polda sudah terkontaminasi dengan jaringan sindikat narkoba, sudah barang tentu Polda tak diajak koordinasi.

"Bila BNN mengendus ada oknum Polda yang terkontaminasi, ya untuk apa koordinasi, itu namanya bunuh diri

BACA JUGA: Jambi Jadi Percontohan Penanganan Kawasan Kumuh

Kalau koordinasi, malah menggagalkan operasi
Sudah betul itu Benny Mamoto (Direktur Bidang Penindakan dan Pengejaran, BNN, Brigjen Pol Benny Mamoto, red)," ujar Togar Sianipar saat dihubungi JPNN, kemarin (23/12).

Jangankan BNN, lanjut tokoh asal Siantar itu, Bareskrim Mabes Polri pun tidak mesti berkoordinasi dengan Polda ketika dianggap ada oknum Polda yang terkontaminasi

BACA JUGA: Balik ke Orang Tua setelah 7 Tahun Hilang

"Jika Polda dianggap tak becus dan ada yang terkontaminasi, buat apa koordinasi?" cetus mantan Kadiv Humas Mabes Polri itu.

Togar berharap, dengan tidak diajak koordinasi oleh BNN Pusat ini, mestnya jajaran Polda Sumut melakukan instropeksi, mengevaluasi diri
"Polda harus bisa menunjukkan dirinya bisa dipercaya, khususnya yang bertugas menangani narkoba," ujar Togar lugas.

Seperti diberitakan, Direktur Bidang Penindakan dan Pengejaran, BNN, Brigjen Pol Benny Mamoto menyebutkan B sudah ditangkap

BACA JUGA: Nelayan Jambi Ditemukan Terapung di Babel



Sementara, saat dimintai konfirmasi, Dir Narkoba Poldasu Kombes Pol Andjar Dewantoro mengaku tidak tahu karena tidak diajak koordinasi dengan BNN.

Togar juga mengingatkan bahwa Sumut sejak dulu memang rawan menjadi lokasi peredaran narkobaPertama, karena bertetangga dengan Aceh, yang secara tradisional menjadi sumber ganja"Ladang ganja pernah ditemukan di Madina dan Samosir," terangnya.

Kedua, pantai terbuka yang cukup panjang berhadapan langsung dengan selat Malaka"Seperti Pantai Cermin itu," imbuhnya.

Ketiga, Sumut berdekatan dengan MalaysiaDengan posisi seperti ini, Sumut jadi batu loncatan masuknya narkoba dari kawasan Bulan Sabit Emas (Golden Crescent) yang berada di antara Pakistan, Afganistan, dan IranJuga dari kawasan Segi Tiga Emas yakni Laos-Burma-Thailand.

"Bisa masuk lewat Polonia, bisa BelawanPertanyaannya, bagaimana pengamanan di dua tempat itu? Jangankan di Polonia dan Belawan, di Jakarta saja masih pertanyakanSaya pastikan (narkoba) sangat mudah masuk (Sumut)," kata Togar.

Togar menyebut, permintaan narkoba terus meningkat di kawasan Sumut.  "Saya kaget, di Siborongborong sudah masuk, di Lagoboti juga sudah masukPenderita HIV/Aids di sana juga bertambahGila," ujar Togar dengan nada tinggi"Saya yakin, sabu 20 Kg dari Malaysia (yang dirampas BNN sebagai barang bukti), selain untuk dipakai di Medan, juga akan dipakai di berbagai daerah lain termasuk Siantar," imbuhnya.

Dia berharap Plt Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho dan para bupati/walikota di Sumut memberikan perhatian serius masalah peredaran narkobaGatot dan para bupati/walikota di Sumut diminta jangan hanya memikirkan soal bagaimana mempertahankan kursi kekuasaannya

"Mikir, mikir, mikir dong gubernur dan bupati/walikotaKursi itu amanah, jangan hanya duduk saja," tegas Togar(sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polda Jambi Amankan 47 Ton Pupuk Ilegal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler