jpnn.com, CALIFORNIA - Teriakan bahagia meledak dari ruang kontrol misi di Jet Propulsion Laboratory (JPL) National Aeronautics and Space Administration (NASA) Senin waktu setempat (26/11).
Itu terjadi setelah pesawat ruang angkasa tanpa awak Insight berhasil mendarat di Planet Mars dengan selamat. Insight telah melakukan perjalanan selama hampir 7 bulan dan menempuh jarak 301 juta mil atau setara dengan 548 juta kilometer dari bumi.
BACA JUGA: Invasi Kpop Sukses Taklukkan Amerika, Apa Rahasianya?
"Touchdown confirmed, touchdown confirmed!," teriakan itu terdengar berkali-kali di antara teknisi NASA.
Sekitar tujuh menit sebelumnya para pegawai NASA hampir tidak bisa bernapas. Itu adalah detik-detik kala Insight bakal mendarat. Jika dibandingkan dengan Bumi, Mars memiliki sekitar 38 persen gravitasi dan 1 persen atmosfer. Insight yang melaju dengan kecepatan 21 ribu kilometer per jam harus melambat dengan cepat.
BACA JUGA: Kegilaan Black Friday, Warga AS Habiskan Rp 25,4 T
Di momen yang disebut seven minutes of terror alias teror 7 menit itu, para petugas NASA tidak bisa berbuat apa pun untuk mengontrol pendaratan. Semua bergantung sistem yang diprogram sejak awal. Insight akhirnya bisa mendarat mulus pada pukul 14.54 waktu Amerika Serikat (AS).
Pendaratan tersebut terbilang mengukir sejarah. Sebab, selama ini hanya 40 persen misi ke Mars yang berhasil. Juga, semua itu adalah pesawat luar angkasa milik AS. Sedangkan pesawat luar angkasa tanpa awak yang dikirim negara lain rata-rata tak berhasil mendarat.
BACA JUGA: Gagal Menikah, Juan Bunuh Dokter, Apoteker dan Polisi
Begitu sukses mendarat, Insight langsung mengirimkan foto pertamanya. Yakni, wujud permukaan Mars. Foto lain memperlihatkan area di sekitar tempat pendaratan. Sekilas mirip dengan gurun yang gersang.
Saat ini Insight mengisi bahan bakar dengan tenaga surya. Pesawat luar angkasa yang diluncurkan Mei lalu itu akan menghabiskan waktu 24 bulan untuk mengumpulkan data tentang Mars. Insight bakal menggali permukaan Mars. Dia dilengkapi alat untuk mengukur gerak seismik.
"Kami menggali Mars agar jauh lebih memahami Mars maupun Bumi," ujar peneliti utama JPL Bruce Banerdt seperti dikutip Reuters.
Para peneliti ingin mengetahui penyebab Mars yang dulu merupakan planet hangat dan basah bisa berevolusi menjadi sangat kering, sunyi, dingin, dan tanpa kehidupan. Jawabannya mungkin berkaitan dengan aktivitas tektonik atau medan magnet di Planet Merah itu.
Insight yang merupakan kependekan Interior Exploration Using Seismic Investigations, Geodesy and Heat Transport adalah misi Mars ke-21. Robot seberat 360 kilogram tersebut bakal berada di tengah-tengah area yang bernama Elysium Planitia. Itu adalah hamparan luas yang relatif tak berbatu dan dekat dengan garis ekuator Mars.
NASA akan kembali mengirimkan misi ke Mars pada 2020. Tujuan akhirnya tentu saja mengirimkan manusia yang bisa menjelajah planet tersebut. Administrator NASA Jim Bridenstine menyatakan, hal itu mungkin bisa dicapai pada 2030. (sha/c11/oni)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bayi Bule Dibuang Ibunya di Bali Tak Tertolong Lagi
Redaktur & Reporter : Adil