jpnn.com, JAKARTA - Dewasa ini, persoalan kebhinekaan, keindonesiaan, dan kebangsaan dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Merekatkan sekat-sekat etnik dan agama menjadi penting dilakukan.
Dalam kondisi demikian, perlu sosok pemimpin yang bisa menghimpun yang berserakan, bisa mencairkan yang keras, dan meluruskan yang bengkok dan paling objektif dalam kebangsaan dan keindonesiaan, maka siapa pun yang mengisi kursi Menteri Pertahanan (Menhan) harus punya kualifikasi yang lengkap dan bisa diterima banyak pihak.
BACA JUGA: Nasaruddin Umar Minta Ulama Tidak Memecah Belah Umat
Menurut Imam Besar Masjid Istiqlal, KH. Prof. Dr. Nasaruddin Umar, bahwa Kabinet mendatang harus memahami persoalan kebangsaan dewasa ini, terutama masalah-masalah yang berkaitan dengan kompetensinya, juga harus memahami persoalan kejiwaan masyarakat dan masalah sentimen keagamaan. Artinya, imbuh Mantan Wakil Menteri Agama era SBY ini, bahwa Menteri mendatang harus cerdas secara emosional dan juga spiritual.
"Bangsa ini butuh sosok yang matang dalam banyak hal, intelektualitas, emosional, maupun spiritualitas, kalau tidak, maka bisa berbahaya untuk kedamaian negeri ini,” katanya kepada awak media di Jakarta.
BACA JUGA: Menhan Berharap Banyak Generasi Muda Papua Kelak Jadi Pemimpin
Di mata Nasaruddin Umar, Menteri ke depan harus bisa mengayomi semua elemen agama bagi semua golongan. “Sebagai Imam besar Masjid Istiqlal, saya berharap semua Imam bisa mengimami semua bendera politik di masjid yang diimaminya, jadi ini juga berlaku bagi Menteri-Menteri yang akan membantu Pak Jokowi ke depan,” katanya.
Ketika ditanya soal siapa figur yang pantas menduduki kursi Menhan dan disebutkan beberapa nama, salah satunya yang santer ialah Prof. Syarifuddin Tippe, pria yang kini didapuk sebagai Ketua Umum Asosiasi Imam Seluruh Indonesia (Ittihad Persaudaraan Imam Masjid Seluruh Indonesia), menambahkan kekagumannya pada sosok Jenderal pemikir dan negosiator perdamaian Aceh tersebut.
"Sosok Pak Syarifuddin Tippe adalah sosok yang saya kagumi, kekaguman saya itu terletak pada keberhasilan beliau memimpin operasi sadar rencong dan cinta meunasah, serta cara beliau mendinginkan konflik di Aceh, dan itu memberikan kesan mendalam bagi orang Aceh,” katanya.
Mantan Dirjen Bimas Islam Kemenag ini juga menilai Syarifuddin Tippe layak diberikan amanah sebagai Menhan ke depan karena punya kontribusi yang konstruktif untuk kebhinekaan dan keindonesiaan.
“Dia bisa masuk ke lokasi konflik tanpa bawa senjata, dia disegani oleh masyarakat dan semua pihak di Aceh, termasuk GAM, karena dia bisa khutbah. Itu sesuatu yang luarbiasa," ujarnya.
Dalam berbagai kesempatan, Nasaruddin mengungkapkan bahwa Syarifuddin Tippe selalu bilang jika dirinya tidak pernah punya musuh. Apalagi menurut Nasaruddin, mantan Rektor Unhan itu juga sosok yang paling istikamah atau konsisten terhadap nilai-nilai kebangsaan dan keindonesiaan secara konstruktif dan positif.
"Bagi saya, siapa yang bisa memberikan kontribusi positif dan konstruktif kepada bangsa, itu yang layak memimpin institusi kenegaraan. Tidak perlu dipersoalkan etnik dan agama itu sudah selesai,” pungkasnya. (mg8/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha