Dua tokoh kuat di NasDem sudah menancapkan pengaruhnya di tingkat bawah. Buktinya, sudah terjadi pemecatan sejumlah pengurus Garda Pemuda Nasional Demokrat (GPND).
Namun, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Ferry Mursyidan Baldan mengatakan, gejolak internal Partai NasDem yang merembet ke pemecatan sejumlah pengurus GPND itu hanyalah bagian dari dinamika politik di partainya yang terjadi lantaran mendekati momen pencalegan Pemilu 2014.
"Biasa itu dinamika politik di internal. Ini momenya menjelang pencalegan. Biasa itu ada yang merasa terjamin dan tidak terjamin. Karena cara berpikir mereka kan masih lama. Jadi mereka pikir hanya yang jadi pengurus yang bisa nyaleg," tuturnya kepada INDOPOS, kemarin (11/1).
Fery juga mengatakan, mereka (Garda Pemuda Nasdem) harusnya bisa berpikir lebih jauh. Karena posisi pemuda NasDem itu sayap pemenangan, bukan mengatur keatas. "Kan alurnya itu partai dulu baru sayap. Jadi saya berharap hal ini akan cepet mereda dan tidak terus berlarut-larut," tandas mantan politisi Golkar ini.
Fery juga mengaku pihaknya sudah memberikan teguran pada pada sayap partainya itu. Karena menurutnya, dinamika ini akan menjadi kontraproduktif jika tidak segera diselesaikan dengan baik. "Kita sudah melalui tahapan pemanggilan, kita juga sudah memberikan teguran agar hal ini tidak berimbas negatif," tegasnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Ormas NasDem Surya Paloh yang namanya sudah ramai disebut-sebut akan segera menduduki kursi ketua umum Partai NasDem mengaku tidak tahu menahu persoalan konflik internal di sayap partainya.
"Saya mana tahu persoalan seperti itu. Itu kan levelnya kaum muda. Bukan level saya untuk mengurus hal itu," tegas Surya usai menghadiri promosi Doktor Wakil Ketua DPR Surya Paloh, di Bandung, Jawa Barat, kemarin (11/1).
Patut diketahui, Gejolak internal Partai NasDem sudah merembet ke pemecatan sejumlah pengurus sayap partainya, GPND). Merasa disingkirkan, sejumlah eks pengurus Garda Pemuda mengungkap adanya fitnah di internal GPND soal pendukung Surya Paloh dan Hary Tanoe. Mereka bersiap melawan.
Hal ini terungkap setelah eks pengurus GPND yang terdiri dari Saiful Haq, Rizky Aprilia, Jaffray Bittikaka, Endika Wijaya, M. Syukron, Rusdianto, yang telah dipecat dari kepengurusan membuat surat terbuka berjudul "Surat Terbuka untuk Seluruh Kader GPND. Surat tersebut diposting di website resmi gardapemudanasdem.org pada Kamis (10/1).
“Sekjen dan kami kemudian difitnah di dalam rapat sebagai orang-orang anti Surya Paloh dan mendukung Hary Tanoe sebagai Ketua Umum Partai NasDem. Kami tegaskan tuduhan itu tidak benar sama sekali, karena kami bukanlah pendukung siapa pun, kami adalah pembela azas organisasi bernama PD/PRT," demikian isi surat tersebut.
Melalui surat tersebut, para pengurus GPND yang memprotes pemecatan mereka menegaskan tak pernah menolak Surya Paloh mengambil posisi tertinggi di Partai NasDem, asal sepanjang melalui mekanisme organisasi yang jelas. Sikap mereka tak akan goyah terkait hal ini.
"Kami bukan menolak "mendukung Surya Paloh", kami dengan tegas menyatakan kami mendukung Surya Paloh. Hanya saja kita memiliki aturan organisasi yang tidak boleh kami langgar sebagai kader GPND,” katanya.
“Kami orang yang berdiri di atas aturan, jika tindakan dan prinsip kami ini dianggap melawan Ketua Umum dan keputusan Rapat Pimpinan Harian GPND, maka kami nyatakan, bahwa sikap dan pendirian kami tidak akan goyah sepanjang sejalan dengan aturan organisasi”.
"Jika seorang Nova Paloh, Iwel Sastra, Jupiter, Ivanhoe Semen dan seorang Martin Manurung atau siapa pun yang mencoba melanggar itu, maka sejatinya hukum telah mati, moralitas tertib sipil kita telah diinjak-injak, dan kami tidak mau mengamini itu," kecam mereka.
Mereka juga menegaskan tak punya kepentingan untuk menghancurkan GPND maupun Partai NasDem dalam konteks yang lebih luas. Namun mereka merasa perlu untuk menjaga kehormatan organisasi yang awalnya memang dibangun kalangan pemuda tersebut.
"Kami tidak punya kepentingan untuk menghancurkan organisasi ini, kami hanya sangat berkepentingan menjaga prinsip hidup dan kehormatan kami. Tak seorang pun bisa membujuk kami untuk mempertukarkan hal tersebut. Tidak Surya Paloh, tidak Hary Tanoesoedibyo. Tidak Martin Manurung, tidak satu orangpun. Kami tidak pernah menerima uang sepeserpun dari Surya Paloh maupun Harry Tanoesudibyo, sebagaimana yang dituduhkan kepada kami," tegas mereka.
Mereka pun melawan pemecatan mereka dari GPND. "Kami tidak akan menerima keputusan DPP yang telah merampas hak dan meninjak-injak peraturan organisasi. Kami tidak bersetia pada orang, kami bersetia pada asas yang sudah selayaknya menjadi pedoman dalam menjalankan organisasi ini. Jangan coba merampas satu-satunya kehormatan yang tersisa dari kami, yakni melawan kediktatoran Martin Manurung dan DPP GPND," ancamnya. (dms)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PDIP Harus Usung Kader Sendiri di Pilgub Jateng
Redaktur : Tim Redaksi