jpnn.com - Tidak hanya fashion yang mengikuti tren, kue lebaran pun berubah-ubah setiap tahun, tapi nasi Jaha tetap jadi ciri khas Manado, Sulut.
Mesya Mohamad – Manado
BACA JUGA: Pawai Takbiran Bukti Toleransi Antarumat Beragama
Bagi warga Manado, sudah jadi budaya menyediakan kue-kue lebaran beraneka jenis. Bila di wilayah Jawa, kuenya disiapkan dalam toples mini, Manado beda lagi. Kuenya ditata rapi dalam toples kaca ukuran besar. Toples kaca ini kadang dipercantik dengan pita.
Kue yang disiapkan seperti nastar. Bedanya dengan di Jawa, nastar dibuat berbentuk daun. Orang Manado menyebutnya kue fantasi.
BACA JUGA: Sulut Optimistis Kunjungan Wisatawan Naik 300 Persen
Selain nastar ada kue rambutan. Disebut rambutan karena kuenya berbentuk bulat kemudian dibaluri cokelat meises.
Ada juga kue korma. Kuenya berbentuk panjang lonjong dan dibaluri kacang tanah sangrai. Kue sultana juga jadi andalan warga Manado. Dinamakan sultana karena kuenya dibuat bersusun dua.
BACA JUGA: Tukar Uang Baru, Warga Manado Serbu Bank
Di tengahnya diisi selai nenas dicampur kismis dan susu. Biar menarik, lapisan kue paling atas ada tulisan sultana.
Jenis kue lainnya adalah kastengel bentuknya sama seperti di Jawa, empat persegi panjang dan di atas dberi toping keju. Yang lagi tren di Manado adalah kue coco crunch. Kuenya terbuat dari coco crunch dan disajikan dengan toping meises warna,-warni.
Menurut Melda Zimah Mohamad, setiap tahun ada kreasi kue-kue kering. Namun, jenis kue tertentu yang tetap dipertahankan. Seperti fantasi alias nastar, korma, kastengel, sultana yang wajib disajikan. Sedangkan jenis lainnya disesuaikan dengan tren.
"Tiap tahun pasti ada model yang berbeda. Cuma jenis-jenis kue tertentu tetap dipertahankan," ujar Melda kepada JPNN, Sabtu (16/6).
Mengenai harga, bervariasi tergantung jenis kue. Makin sederhana kian murah, demikian sebaliknya. Namun kisarannya dari Rp 200 ribu hingga Rp 400 ribu per toples.
Selain kue kering, warga Manado sering menyajikan tambahan menu lainnya seperti nasi jaha. Kue yang terbuat dari beras ketan dan dibumbui ini dibakar dalam bambu.
Biasanya nasi jaha ini dimakan bersama ayam goreng rica-rica atau sate ayam. Bisa juga dimakan tanpa lauk karena nasinya sudah enak.
Sedangkan kue kaleng seperti biscuit, di Manado tidak popular. Biscuit hanya jadi cemilan di luar hari raya.
"Di sini budayanya kue kering dan bukan biscuit. Malah membuat kue kering dua pekan sebelum lebaran sudah jadi kebiasaan warga kota. Begjtu cium ada aroma kue jadi pertanda hari raya sudah dekat," tandas Melda. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kios Es Miangas Pertahankan Menu sejak 42 Tahun Silam
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad