jpnn.com, GROBOGAN - Festival Nasi Pagar 2020 di Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Minggu (19/1) mampu membuat Gubernur Jateng Ganjar Pranowo penasaran.
Bersepeda dari Kota Semarang, orang nomor satu di Jateng itu mengajak istrinya, Siti Atikoh, untuk menikmati salah satu menu kuliner unik tersebut.
BACA JUGA: Indonesia Kaya Kuliner, PDIP Mau Bahas Rempah di Perayaan Ultah
"Seumur hidup saya baru nemu, ada masyarakat makan pagar. Kalau ndak sakti, tidak mungkin, 'untune mesti kuat tenan' (gignya pasti sangat kuat), makanya saya datang jauh-jauh bersepeda dari Semarang ke sini untuk membuktikan," katanya saat menghadiri Festival Nasi Pagar 2020 yang digelar di Kecamatan Godong.
Namun, apa yang ditemui Ganjar ternyata tidak seperti yang dibayangkannya karena menu nasi pagar merupakan olahan penganan lezat yang terdiri dari nasi, sayur mayur seperti daun pepaya, tauge dan srundeng (kelapa parut) yang berasa asin ditambah sayuran lainnya.
BACA JUGA: Hasil Riset: Anies Baswedan Teratas, Ganjar Pranowo Keempat
Berbeda dengan pecel, nasi pagar diberi mlanding atau petai cina yang tua dan muda, kemudian semua sayuran itu digabung jadi satu dalam sebuah pincuk daun dan disiram menggunakan sambal kacang.
Rempeyek dan bakwan biasanya menjadi pendamping menu makanan itu.
BACA JUGA: Maju di Pilpres 2024, Risma Bisa Diganggu Masalah Hukum
"Ternyata rasanya enak sekali, ini kuliner khas yang dapat dijual ke wisatawan," ujarnya.
Ia mengatakan Jawa Tengah memiliki banyak potensi kuliner khas yang dapat dikembangkan sehingga dirinya sangat senang, saat masyarakat Grobogan menggelar Festival Nasi Pagar.
"Bayangkan, nasi pagar difestivalkan orang ramainya seperti ini. Kedepan ini dapat dikembangkan menjadi agenda wisata tahunan, tentunya dengan penambahan menu khas lainnya yang menggoda selera," katanya.
Ganjar mengatakan, nama kuliner nasi pagar sudah sangat menjual sebab namanya yang unik, tentu akan membuat orang khususnya wisatawan penasaran ingin mencoba.
"Namun tidak cukup kalau hanya dibungkus daun dengan harga Rp2.500-Rp4.000. Kalau ingin naik kelas, kemasannya harus lebih menarik dan dijual di tempat-tempat seperti hotel atau restoran agar nasi pagar terkenal di pecinta kuliner nasional dan mancanegara," katanya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo