jpnn.com - JAKARTA - Keputusan masa depan pengelolaan BP Batam ke depan seperti apa kini ada di tangan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mulai saat ini BP Batam akan mengikuti proses pembahasan di Kementerian Perekonomian guna menentukan pengelolaan BP Batam selanjutnya.
"Itu tadi yang lagi dibahas agar pengelolaan BP Batam maksimal ke depan. Sekarang keputusannya ada ditangan Presiden. Jadi kita tunggu saja," ujar Mustofa Wijaya usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Selasa (1/9).
BACA JUGA: Rasain! Pencabul Putri Kandung yang Masih Balita Itu Divonis 13 Tahun
Menurut Mustofa, mengenai perubahan pengelolaan BP Batam, pihaknya tetap akan mengikuti prosedur dan telah dibahas di kantor Kementerian Perekonomian.
"Kita (BP Batam, red) juga diajak dalam pembahasan tersebut," ungkapnya.
BACA JUGA: Tiga Kubik Kayu Tak Bertuan Diamankan Polhut
Lebih lanjut Mustofa mengatakan sebenarnya pengelolaan BP Batam kedepan seperti apa sudah dibahas Kementerian Perekonomian sejak Mei 2015 lalu.
Hasil pembahasan itu, akan dibentuknya Tim Terpadu Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Bintan dan Karimun (BBK) pada tahun ini, guna menampung limpahan investasi dari Singapura.
"Kita serahkan kepada Pak Presiden yang bereskan agar kewenangan di Batam tidak lagi ada lagi tumpang tindih kewenangan dan terbatas," katanya.
BACA JUGA: Lihat nih, Anak Panah Beterbangan saat Penggusuran Ribuan Ruli di Batam
Politisi Partai Keadilan Sejahtera, Refrizal malah berpendapat agar BP Batam jangan terlalu berharap dapat limpahan investasi dari Singapura. Sebab, ia menilai Singapura tidak akan sungguh-sungguh memberikan investasinya kepada Indonesia tanpa ada maksud dan tujuan tertentu.
"Singapura tidak akan mau membangun Batam. Kalau Pak Presiden katakan Singapura mau investasi di Batam itu harus jelas. Kita harus punya gagasan besar sendiri. Jangan ngemis-ngemis gitulah ke Singapura," kritik Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi (F-PKS).
Jika BP Batam ingin maju, lanjutnya, semestinya BP Batam mengembangkan pelabuhan laut yang besar agar bisa menyaingi pelabuhan di Singapura dan Malaysia. Saat ini, selain pelabuhan lautnya masih kecil, masalah lalu lintas di laut juga masih diatur oleh Singapura.
"Kalau mau bikin seperti pelabuhan di Malaysia dan Singapura, semestinya kita bisa. Dua negara itu penduduknya sedikit, begitu juga wilayahnya," ujarnya.
"Sejak awal Batam digagas BJ Habibie, tujuannya untuk menyaingi ekonomi Singapura, tapi sepertinya Batam masih jauh tertinggal," katanya.
Apalagi lanjut Refrizal, dalam membangun pelabuhan laut yang besar di Batam, BP Batam bisa menggandeng Pelindo III dan Pelindo II yang sudah kualitas bagus.
"Karena BUMN yang terbaik dalam mengurus pelabuhan saat ini, Pelindo III dan Pelindo II. Jadi kita berharap Batam dengan Pelindo III dan Pelindo II bisa bekerja sama untuk mencapai tujuan tadi," katanya.
Dalam paparannya saat RDP dengan Komisi VI DPR kemarin, Kepala BP Batam Mustofa Widjaja menjelaskan telah menetapkan program prioritas di bidang pengembangan dan peningkatan infrastruktur. Yakni pengembangan infrastruktur pelabuhan laut, bandar udara, air baku, fasilitas kesehatan, transportasi darat dan lingkungan laut.
Adapun peningkatan dan pengembangan infrastruktur pelabuhan laut meliputi pengembangan terminal bongkar muat barang. Target bongkar muat peti kemas juga cukup besar mencapai 350 ribu Teus dan kargo 7 juta ton per tahun.
Pelabuhan ini diyakini bisa melayani kapal dengan kapasitas 35 ribu DWT, serta pengembangan terminal curah. Sedangkan untuk pengembangan terminal penumpang, dengan membangun baru terminal domestik. "Dengan perbaikan ini target pertumbuhan penumpang juga akan meningkat menjadi 3 juta orang per tahun," paparnya.
Untuk pengembangan infrastruktur bandar udara, yaitu dipastikan dapat meningkatkan frekwensi penerbangan pesawat dari dan ke Batam sebanyak 44.970 kali/tahun dengan adanya perbaikan prasarana penunjang tersebut.
Tidak hanya itu peningkatan penumpang juga akant erjadi menjadi 5,5 juta/tahun, serta peningkatan pengelolaan barang 25,4 ribu ton per tahun.
Sedangkan dalam pengembangan infrastruktur air baki meliputi peningkatan daya tampung dam-dam existing. Kemudian penyelesaian sarana dam baru sehingga kebutuhan air baku yang tersedia dapat mencapai 4.400 I/det.
Di bidang kesehatan umum, Mustofa mengatakan akan ada pengembangan fasilitas dengan meningkatan fasilitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Batam. Khususnya dalam bidang layanan unggulan penyakit cardia cerebro vascular, penyediaan faslitas ruang rawat inap VVIP & VIP, serta peningkatan faslitas peralatan media dan non medis.
Selanjutnya, kata Mustofa, pengembangan infrastruktur di bidang transportasi darat meliputi peningkatan dan pengembangan jalan-jalan arteri ke kawasan-kawasan industri, serta pembanginan sistem drainase primer kota.
Sementara yang terakhir yakni pengembangan infrastruktur lingkungan hidup. Mustofa menegaskan infrastruktur ini diarahkan untuk pengembangan sistem limbah domestik rumah tangga dan peningkatan pengelolaan Kawasan Pengelola Limbah Industri (KPLI) B3.(ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hiii, Buaya Sering Muncul di Permukiman, Ternyata...
Redaktur : Tim Redaksi