jpnn.com - KONYA - Siapa yang menabur angin akan menuai badai. Itulah yang dialami Belanda saat ini. Keputusan memilih Danny Blind yang miskin pengalaman sebagai pelatih kepala berbuah kekalahan beruntun pada kualifikasi Euro 2016.
Parahnya lagi, kekalahan kedua oleh Turki 0-3 kemarin dini hari membuat mereka sekarang nyaris kehilangan peluang tembus ke Euro 2016 di Prancis. Nasib Oranje, julukan Belanda, sekarang tidak lagi berada di tangan mereka.
BACA JUGA: Wadah Sepak Bola Usia Muda Mulai Menggeliat
Ya, saat ini Belanda berada di posisi keempat grup A dengan 10 poin. Mereka tertinggal dua angka di belakang Turki. Padahal, dua tiket langsung menuju Euro 2016 sudah dikuasai Islandia dan Republik Ceko yang berada di dua besar.
Tinggal satu slot yang diperebutkan dalam dua pertandingan sisa. Meskipun mereka selalu menang dalam dua pertandingan ke depan, melawan Kazakhstan (10/10) dan Rep. Ceko (13/10), tidak akan ada gunanya kalau Turki juga menang atas lawan-lawannya.
BACA JUGA: Persija Gagal Lolos ke Perempat Final, RD Ngomong Begini
Tidak cukup upaya keras di lapangan. Mereka membutuhkan keberuntungan. Dalam hal ini, keberuntungan sangat besar. Turki memang tidak menghadapi lawan mudah dalam dua laga ke depan, yakni Rep. Ceko (10/10) dan Islandia (13/10). Tetapi, dua lawan itu sudah lolos dan sulit berharap mereka mau membantu Belanda dengan bertarung habis-habisan.
Meski dalam kondisi seperti itu, Blind yang menggantikan Guus Hiddink sejak Juli lalu ogah menyerah. Pelatih berusia 54 tahun tersebut bebal. Dia seperti mengulang kengototan kapten kapal asal Belanda pada abad ke-17, Bernard Fokke.
BACA JUGA: Curhatan Eks Timnas: Di TNI Ada Masa Depan, Sepak Bola Tak Tentu
Ketika itu, dia bersama kapalnya, The Flying Dutchman, berambisi mengarungi samudra dari Belanda ke Pulau Jawa dengan kecepatan sangat tinggi. Demi ambisi tersebut, dia dicurigai membuat perjanjian dengan iblis. Alhasil, dia congkak.
Bahkan, ketika cuaca buruk dan badai datang, dia dengan bebal tetap memaksa berlayar. "Aku bersumpah takkan mundur dan terus menembus badai mencapai kota tujuanku," kata Fokke. "Atau, aku beserta semua awakku akan terkutuk selamanya," lanjutnya.
Akibatnya, kapal pun karam. Mereka menjadi kapal hantu yang dikutuk berlayar mengarungi tujuh samudra tanpa tujuan selamanya. Sikap seperti Fooke, tampaknya, ditunjukkan Blind. Dia memilih tetap bertahan tanpa berpikir untuk mundur sedikit pun.
"Mundur dari posisi saya?" kata Blind, sebagaimana dikutip Goal. "Itu sama sekali tak terlintas di pikiran saya. Kami masih memiliki kesempatan untuk lolos," lanjutnya.
Padahal, desakan mundur begitu kencang disuarakan media-media di Belanda setelah dua kekalahan beruntun di debutnya. Sebelum kalah oleh Turki kemarin dini hari, mereka juga takluk di Amsterdam Arena oleh Islandia 0-1 (3/9). Belanda kini berada di ambang aib. Sebab, sejak 1984, mereka tidak pernah absen dari Euro.
Datang ke Torku Arena, Konya, dengan keharusan menang atau setidaknya seri, mereka dihajar tuan rumah Turki 0-3. Gawang kiper Jasper Cillessen dibombardir gol Oguzhan Ozyakup pada menit kedelapan, disusul Arda Turan (26-146) dan Burak Yilmaz (85-146).
Performa Robin van Persie dkk memang menyedihkan saat melawan Turki. Playmaker Wesley Sneijder gagal memerankan diri sebagai pengatur permainan. Dia seolah hilang di tengah kepungan gelandang-gelandang Turki.
Blind juga tidak menunjukkan dirinya sebagai tactician hebat. Tidak ada antisipasi perubahan taktik. Pengamat taktik sepak bola Belanda Willem Hoeg menilai, ada kerenggangan cukup luas antara lini depan, tengah, dan belakang.
Imbasnya, Belanda selalu ringkih saat lawan melakukan serangan balik. "Sejak era Hiddink sampai Blind, tercatat 20 persen serangan balik dilakukan lawan dan bisa dikonversi menjadi gol," kata Hoeg.
Beberapa media di Belanda menuding ketidakbecusan Blind menangani tim lantaran nepotisme. Sekretaris Jenderal KNVB (asosiasi sepak bola Belanda) Bert van Oostveen yang lebih dekat dengan Blind memilihnya ketimbang beberapa calon potensial lain.
Padahal, sepulang dari Piala Dunia 2014 dengan posisi peringkat ketiga, nama Ronald Koeman sudah disebut. Sebab, Louis van Gaal memutuskan mundur. Ternyata, KNVB lebih memilih Hiddink dan sekarang memilih Blind.
"Saya tak yakin kalau dia (Danny) adalah pilihan yang buruk untuk pekerjaan ini," bela Van Oostveen sebagaimana dilansir De Telegraaf. "Saya sendiri tetap memberikan dukungan atas kinerja pelatih dan staf di timnas saat ini," tambahnya.
Pembelaan Sneijder lebih naif. "Mungkin ini kesialan, mungkin juga karena kurangnya kepercayaan diri," ujar gelandang serang Galatasaray yang sudah mencatat caps 117 laga bersama Belanda sebagaimana dikutip Reuters. (wam/c6/ham)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Higuita Pamerkan Penyelamatan Kalajengking... di Kolam Renang
Redaktur : Tim Redaksi