jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pertahanan Indonesia Prof Salim Haji Said, berpesan kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar menyingkirkan karangan-karangan bunga yang dikirimkan mengatasnamakan berbagai pihak ke Mabes Polri.
Menurutnya, keberadaan karangan bunga itu bukan lantas menjadi sentimen positif tetapi justru memprovokasi kebencian di antara masyarakat.
"Jadi jangan sampai pemerintah malah tampak mengakomodir euforia kebencian kepada Munarman yang belum jelas kesalahannya," katanya di kanal YouTube Hersubeno Point, Senin (10/5).
Dia mengaku sudah bertahun-tahun menjadi penasihat Kapolri. Mulai 2000-an hingga di zaman Kapolri Bimantoro, diberhentikan.
BACA JUGA: Diserang AHY, Salim Said: Banyak Orang Salah Memahami
"Kalau saya masih penasihat Kapolri saya akan tulis surat kepada Kapolri supaya bunga-bunga yang dipasang di luar itu yang memprovokasi kebencian kepada Munarman itu disingkirkan dari kantor Kapolri," tegasnya.
Menurutnya pola ini sudah terjadi sejak pergantian Gubernur Jakarta, zamannya Ahok.
BACA JUGA: Ade Armando: Kalau Rizieq ada Firza, Munarman Punya Lily
Waktu itu halaman kantor gubernur DKI Jakarta penuh dengan bunga-bunga yang menunjukkan permusuhan kepada orang yang mengalahkan Ahok.
"Ini polanya sama. Ini baru tingkat bunga, bagaimana kalau level lebih tinggi lagi. Tingkat fisik. Kita mau bangsa ini pecah? ribut?," ujarnya.
Menurut Prof Salim, pemerintah jangan sampai membuat membuat kesan gembira seakan-akan ada dukungan masyarakat. Menurutnya, dukungan dari sejumlah kalangan pengirim bunga-bunga tersebut belum bisa diklarifikasi berdasarkan hukum atau bukti hukum.
"Kalaupun ada bukti hukum, maka yang menghukum itu negara, bukan kelompok masyarakat," katanya.
Jika kelompok yang kirim bunga itu dibiarkan, lanjutnya, maka tidak mungkin juga kelompok lain akan mengirimkan karangan bunga juga.
"Kalau sudah capek kirim bunga bisa jadi kirim pentungan," tegasnya. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad