Nasir Siap Bekukan Universitas Pencetak Ijazah Bodong

Kamis, 29 November 2018 – 16:07 WIB
Menristekdikti Mohamad Nasir. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kembali beroperasinya sejumlah perguruan tinggi (PT) yang sebelumnya diduga mencetak ijazah bodong mengundang reaksi Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir.

Dia menegaskan, siapapun yang berada di belakang universitas tersebut harus ditindak yaitu dengan mencabut izin operasinya.

BACA JUGA: Menteri Nasir Sanjung Motor Listrik Produk ITS

“Jangan sampai ada ijazah bodong, hukumnya haram. Makanya quality assurance harus diterapkan baik di instansi pusat hingga perguruan tinggi," kata Menteri Nasir saat melantik dan mengambil sumpah jabatan kepada Pimpinan Tinggi Madya Kemenristekdikti, Kamis (29/11).

Dia menegaskan, sejak awal pihaknya tidak mentolerir ijazah bodong. Pemerintah juga sudah membekukan beberapa PT pencetak ijazah bodong di 2015. Namun, PT ini muncul lagi dengan mengganti nama.

BACA JUGA: Menteri Nasir Sanjung Bupati Banyuwangi Azwar Anas

"Saya sudah perintahkan untuk menutup PT tersebut karena akan merusak marwah PT di Indonesia," tegasnya.

Dia menambahkan, perguruan tinggj yang mencetak ijazah palsu walaupun di backup staf khusus atau siapapun harus ditutup. Nasir memastikan, PT pencetak ijazah bodong yang belakangan mencuat adalah pelaku lama. Dengan membuat universitas baru, dia kembali menjalankan bisnisnya.

BACA JUGA: Nasir: Jangan Berikan Beasiswa LPDP untuk Mahasiswa Kaya

"Yang serupa ini tidak boleh. Saya sudah instruksikan, kalau orang yang pernah berbuat jahat tidak boleh diberikan peluang untuk membentuk universitas baru lagi," ucapnya.

Menteri Nasir juga meminta Ismunandar sebagai Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, pengganti Intan Ahmad yang telah memasuki masa purna tugas untuk menyusun kebijakan-kebijakan sesuai ‘Cyber Physical System’.

“Seiring berkembangnya Cyber Physical System dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0 saat ini, perguruan tinggi di Indonesia akan terkena dampaknya, akan terjadi the death of university, akan ada kematian suatu perguruan tinggi, maka dari itu inovasi dan kreatifitas harus dilakukan, distance learning harus dijalankan dengan baik serta kualitas harus tetap dijaga,” tutur Nasir. (esy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sekitar 2.300 Perguruan Tinggi tak Ajarkan Empat Pilar


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler