jpnn.com - JAKARTA - Diprediksi akan terjadi peningkatan penumpang pada masa angkutan natal 2016 dan tahun baru 2017.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyampaikan, kenaikan ini diperkirakan sekitar 5 persen dibanding masa angkutan sebelumnya. Yakni dari 16,08 juta menjadi 17,01 juta.
BACA JUGA: Gempa 6,5 SR di Pidie Jaya, Sejumlah Rumah Roboh
Dari jumlah tersebut, transportasi udara jadi menyumbang penumpang paling besar.
Sebanyak 7,1 juta orang diperkirakan menggunakan moda transportasi ini pada masa libur panjang akhir tahun nanti. Jumlah tersebut naik sekitar 9 persen dari tahun lalu sekitar 6,5 juta orang.
BACA JUGA: Tolong..Bocah Ini Alami Tumor Langka di Gusi
Untuk melayani antusias masyarakat ini, kata dia, ada sekitar 498 pesawat yang telah siap. Dengan kapasitas domestik 8,1 juta dan internasional 1,8 juta.
Bukan hanya moda udara yang jadi promadona. Angkutan perkeretaapian juga jadi salah satu jujukan utama. Dari antusiasme yang ada, jumlah penumpang pada masa angkutan natal tahun baru kali ini diperkirakan naik hingga 6 persen dibanding tahun lalu, sekitar 5,2 juta penumpang.
BACA JUGA: Gaya Santai Menteri Siti Nurbaya di Bandara
"Ada 354 kereta api yang tersedia dengan kapasitas angkut sekitar 212.348 tempat duduk," tutur Budi di Jakarta, kemarin (6/12).
sayangnya, kondisi itu akan sedikit berbeda dengan moda angkutan jalan, penyebrangan dan laut. Ketiganya diprediksi mengalami kenaikan yang tidak terlalu signifikan.
masing-masing hanya naik 0,28 persen untuk jalan, 0,27 untuk penyebrangan dan 2 persen untuk laut.
Meski demikian, jumlah sarana yang disiapkan tidak setengah-setengah.uuntuk angkutan jalan, ada 44.871 bus yang siaga.
Kemudian, penyebrangan ada 181 kapal Ro-ro dan angkutan laut dengan 1.112 kapal yang melayani 52 pelabuhan seluruh Indonesia.
Selain penyediaan sarana dan prasarana, Menhub telah menginstruksikan langsung untuk pemeriksaan kelaikan sarana secara menyeluruh.
Hal ini untuk memastikan keselamatan penumpang dalam penyelenggaraan masa angkutan natal dan tahun baru.
Di sisi lain, angkutan jalan akan mendapat perhatian ekstra. Pihaknya bersama dengan Kepolisian dan stakeholder terkait telah berkoordinasi terkait ancaman kemacetan yang terjadi. baik di dalam kota Jakarta maupun di beberapa ruas tol luar Jakarta.
Ada beberapa skenario yang sudah disiapkan. Untuk ruas tol Brebes Timur misalnya.
Bila terjadi antrian panjang pada pintu keluar brebes timur (Brebes Exit/Brexit), maka akan langsung dilakukan penutupan tol dan diallihkan ke pejagan oleh pihak kepolisian.
Dari pengalaman sebelumnya, saat antrian mencapai 5-10 Km diperkirakan baru bsa terurai sekitar 3 jam.
"Kalau antrian diatas 10 Km, maka akan dilakukan penutupan selama 5 jam. ruas tol kanci juga akan ditutup dan pengalihan arus," jelasnya.
Selalin itu, pihak pengelola jalan tol akan menyiapkan Variable Message Sign (VMS) di Cikopo dan Palimanan atau lokasi lainnya yang strategis, sehingga, pengguna jalan bisa mengetahui kondisi arus di depannya dan melakukan antisipasi. (mia/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Transparansi KLHK Mendukung Pengendalian Perubahan Iklim
Redaktur : Tim Redaksi