jpnn.com - JAKARTA - Bekas Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, kembali berkicau tentang nama-nama politisi yang menurutnya terlibat korupsi. Tak hanya menyebut nama, Nazaruddin pun mengaku telah melaporkan nama-nama politisi itu ke KPK.
Usai diperiksa sebagai tersangka dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang, Rabu (31/7), malam, Nazaruddin menyatakan sudah membuat laporan ke penyidik KPK. "Yang penting ini bulan puasa, saya janji kepada rakyat Indonesia, saya buka semua yang saya tahu. Saya tidak mau menambah atau mengurangi," ujar Nazaruddin, usai diperiksa KPK, Rabu (31/7), malam kepada wartawan.
BACA JUGA: Dua Hari Diperiksa, Nazar Diinapkan di KPK
Nazaruddin menegaskan, dirinya sudah membeber bagi-bagi uang terkait proyek Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) proyek pengadaan pesawat MA 60 di Merpati yang menurutnya fiktif. "Semua saya buka apa adanya," katanya.
Untuk kasus dugaan korupsi e-KTP, Nazaruddin menyebut sejumlah nama yang diduga terlibat. "Di DPR, kalau e-KTP ada Novanto (Ketua Fraksi Partai Golkar Setya Novanto), ada beberapa mantan Ketua Komisi II (DPR), beberapa teman termasuk Mas Anas (bekas Ketua Umum PD Anas Urbaningrum), saya ikut juga di situ. Semua sudah diserahkan laporannya kepada KPK," ungkap Nazaruddin.
BACA JUGA: Masyarakat Tetap Boleh Daftar ke PPS
Tak hanya di proyek e-KTP, Novanto yang juga Bendahara Umum Partai Golkar itu kembali disebut terlibat dalam proyek baju Hansip. "Itu yang bertanggungjawab Setya Novanto," ungkap Nazaruddin.
Sedangkan untuk proyek pengadaan pesawat MA60, Nazaruddin mengungkap adanya bagi-bagi yang dalam bentuk dolar AS (USD). Jumlahnya, kata Nazar, mencapai jutaan dollar AS. "Hampir semua fraksi dapat terutama Fraksi Demokrat. Yang dibagikan waktu itu untuk ketua fraksinya. Di Golkar ke Novanto, PDIP ke Olly (Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey, red)," katanya.
BACA JUGA: KPK Tak Butuh Kejutan Hasil Audit Hambalang
Nazaruddin juga menjelaskan soal penunjukan langsung pembangunan Gedung Mahkamah Konstitusi Rp 200 miliar, Diklat MK Rp 200 miliar. "Saya buka proyek pembangunan gedung pajak yang dibagi fee-nya, semua saya buka. Sudah di-BAP oleh penyidik. Kita tinggal dukung KPK menyelesaikan kasus-kasus korupsi yang dilakukan oleh pejabat-pejabat yang megang kekuasaan di Indonesia," ujarnya.
Nazar juga menyebut nama Olly ikut bermain di proyek gedung pajak. "Kalau proyek gedung pajak, Olly Dondokambey, semua sudah saya laporkan. Ada beberapa teman-teman DPR yang lain. Itu semua sudah dilaporkan secara jelas, yang menang PT Adhi Karya. Semua sudah dijelaskan secara detail," ucapnya.
Total, ada 11 proyek bermasalah yang dilaporkan Nazar ke KPK. Dia pun mengaku sudah siap menerima segala risiko atas laporannya itu. "Kalau saya buka kasus ini ada efek ke saya dan keluarga saya, rakyat Indonesia tahu siapa yang harus bertanggung jawab," ungkap Nazaruddin.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Denny Samakan Sidak Lapas Seperti Blusukan Jokowi
Redaktur : Tim Redaksi