Nazar Minta KPK Periksa Seluruh Koordinator Kongres PD

Rabu, 03 Oktober 2012 – 19:24 WIB
JAKARTA - Terpidana kasus suap Wisma Atlit, M Nazaruddin membela istrinya Neneng Sri Wahyuni yang diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini terkait penyelidikan aliran dana proyek sport center Hambalang.

Menurut Nazar, istrinya tidak mengetahui apa-apa soal aliran dana Hambalang yang mengalir ke Kongres Partai Demokrat di Bandung, tahun 2010 lalu. "KPK berpikir karena saya tau semua, otomatis isteri saya tahu. Ternyata kan isteri saya itu nggak tau apa-apa," kata Nazaruddin usai diperiksa KPK sebagai saksi untuk istrinya, Neneng Sri Wahyuni pada kasus PLTS Kemenakertrans, Rabu (3/10) malam.

Dia menjelaskan, penyelidikan aliran dana Hambalang ke Kongres PD yang memenangkan Anas Urbaningrum sedang diselidiki oleh KPK. Sejalan dengan itu, Nazar memastikan dalam Kongres itu memang ada aliran dana yang dibagikan oleh Tim Sukses (Timses) Anas.

"Memang kan uangnya untuk uang terima kasih, untuk uang transportasi, tapi kan uang transportasinya USD15 ribu, USD20 ribu. Sekarang kan yang ditanya KPK uang itu dari mana, kecuali memang Pak Umar Arsal punya uang USD500 ribu , USD1 juta dolar," kata Nazaruddin.

Menurut dia, dari informasi yang sudah dibeberkannya ke KPK soal aliran dana di Kongres PD tersebut, tinggal dicocokkan sama KPK dari mana uang itu, apakah sesuai dengan kekayaan seorang Umar Arsyal yang membagi-bagikan uang itu ke setiap DPC.

Mantan Bendahara Umum PD itu menegaskan bahwa keuangan Kongres PD Bandung dipegang oleh Yulianis. "Uangnya ditaroh di kamarnya Yulianis, itu yang ngambil kalau nggak Eva, Nuril, Rahmat, atau Reza. Uang ini diambil diserahkan ke koordinator. Salah satu koordinatornya yang dari Sulawesi itu Umar. Eva itu hanya melihat saja, tapi umar ngasihkan ke DPC-DPC, itu teknisnya," beber Nazaruddin.

Seperti diketahui Umar Arsyad yang kini menjabat Ketua DPP Partai Demokrat telah diperiksa oleh KPK beberapa hari lalu. Saat itu Umar mengakui adanya uang transport bagi peserta Konres PD, namun jumlahnya tidak sebanyak yang disebutkan Nazaruddin.

Untuk mendalami kasus ini, Nazaruddin juga berharap selain Umar, KPK juga harus periksa koordinator dari Papua dan Papua barat Michael Watimena, koordinator Jateng Sudewo, koordinator Jabar Saan Mustofa, koordinator Jatim Munadi Herlambang, serta koordinator lainnya seperti Kalimantan Selatan Asfiyani.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengangkatan Bangkai Kapal Masih Terkendala

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler