JAKARTA - Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, M Nazaruddin terus melontarkan tudingan tentang rekan-rekannya yang kecipratan duit haram. Nama terakhir yang disebut Nazaruddin adalah Benny Kabur Harman, anggota Fraksi PD DPR yang pernah menjadi Ketua Komisi Hukum DPR.
Nazar -sapaan Nazaruddin- saat bersaksi bagi istrinya, Neneng Sri Wahyuni yang didakwa korupsi, mengungkap adanya uang yang mengalir ke Benny dari proyek PLTS Kemenakertrans. Nazar mengatakan, Benny ditugaskan Anas Urbaningrum yang saat itu menjadi pimpinan PT Anugerah Nusantara untuk menggelar pertemuan dengan panitia tender proyek PLTS Kemenakertrans. Pertemuan digelar untuk membahas arah jalannya proyek itu.
Menurutnya, Anas pernah memerintahkan anak buah Nazar, Mindo Rosalina Manulang untuk berkomunikasi dengan Benny. "Terjadilah pertemuan panitia tender, Pimpro, sama Rosa dan Marisi (Marisi Matondang) di Hotel Crown, Jakarta Setelah. Di pertemuan itu Benny dapat uang amplop," ujar Nazaruddin saat bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Selasa (8/1).
Nazar mengaku pernah bertanya ke Rosa terkait pemberian uang untuk Benny. Rosa mengaku memberikan uang USD 100 ribu dari proyek PLTS yang dikerjakan PT Alfindo Nuratama.
Namun Benny yang ditanya hal sama oleh Nazar justru mengaku hanya menerima USD 30 ribu. "Saya tanya Benny, "Ben udah dapat 100 ribu? Bagi dong saya". Kata Benny cuma dikasih 30 ribu," kata Nazaruddin.
Nazaruddin mengaku sudah memberikan bukti pemberian uang untuk Benny pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun ia tidak menyebut nama pejabat di Kemenakertrans yang dikenal Benny.
Benny, tutur Nazaruddin, juga membantu Rosa ketika kasus dugaan korupsi di PLTS bergulir di KPK. Sebab Anas memerintahkan Rosa untuk mengamankan kasus itu dengan bantuan Benny yang saat itu menjadi Ketua Komisi III DPR RI.
Nazar lagi-lagi menyebut Rosa pernah melapor ke Anas bahwa KPK tengah menyidik dugaan korupsi PLTS Kemenakertrans. "Terus saya tanya proyek PLTS gimana. Dia (Rosa) jawab sudah lapor ke Anas. Katanya suruh koordinasi ke Pak Benny dan saya. Benny itu maksudnya mau nanya informasi dari panitia sama pimpro, terus dia mau menyelesaikan di penyidikannya karena dia Komisi III," pungkas Nazaruddin.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Din: Ngangkang tak Bisa jadi Ukuran Keimanan
Redaktur : Tim Redaksi