JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Marty Natalegawa menegaskan bahwa kawasan Indo-Pasifik memegang peranan penting secara geopolitik dan ekonomi. Marty mengimbau agar negara-negara di kawasan ini saling meningkatkan kepercayaan melalui komunikasi.
Hal ini disampaikan Marty saat menyampaikan pidato kunci di acara The Indonesia Conference. Acara diselenggarakan oleh Center for Strategic International Studies (CSIS) di Washington DC, Kamis (16/5).
"Diperlukan peningkatan saling percaya diantaranya melalui pembukaan komunikasi langsung guna mengatasi krisis," kata Marty.
Marty juga mengatakan bahwa setiap pihak perlu membangun komitmen untuk menghormati code of behavior or conduct terkait wilayah yang menjadi sengketa.
Di samping itu dibutuhkan paradigma baru dalam penataan hubungan antarnegara di kawasan melalui pembentukan perjanjian persahabatan dan kerjasama menyerupai Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia.
"Perspektif dynamic equilibrium perlu menjadi salah satu pendekatan agar dapat mempromosikan keamanan, kemakmuran dan stabilitas bersama di kawasan," ujar Marty.
The Indonesia Conference adalah forum diskusi untuk menghasilkan ide-ide baru dalam membawa kemajuan hubungan RI-AS. Lebih dari 300 orang menghadiri konferensi yang dibagi ke dalam tiga sesi yaitu politik, ekonomi dan pertahanan.
Konferensi ini dibuka oleh Dubes RI untuk AS, Dino Patti Djalal dan Ernest Z Bower, Penasihat Senior dan Sumitro Chair for Southest Asia Studies CSIS. Panel diskusi ini juga dihadiri oleh sejumlah pakar kawasan Indo-Pasifik antara lain Duta Besar Singapura untuk AS, Ashok Mirpuri, mantan Assistant Secretary Menlu AS Urusan Asia Timur & Pasifik, Kurt Campbell serta Direktur Asia-Pasifik IMF, Anoop Singh. Hadir pula anggota Komisi I DPR RI Hayono Isman dan Ketua KIKAS-KADIN John Riady. (dil/jpnn)
Hal ini disampaikan Marty saat menyampaikan pidato kunci di acara The Indonesia Conference. Acara diselenggarakan oleh Center for Strategic International Studies (CSIS) di Washington DC, Kamis (16/5).
"Diperlukan peningkatan saling percaya diantaranya melalui pembukaan komunikasi langsung guna mengatasi krisis," kata Marty.
Marty juga mengatakan bahwa setiap pihak perlu membangun komitmen untuk menghormati code of behavior or conduct terkait wilayah yang menjadi sengketa.
Di samping itu dibutuhkan paradigma baru dalam penataan hubungan antarnegara di kawasan melalui pembentukan perjanjian persahabatan dan kerjasama menyerupai Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia.
"Perspektif dynamic equilibrium perlu menjadi salah satu pendekatan agar dapat mempromosikan keamanan, kemakmuran dan stabilitas bersama di kawasan," ujar Marty.
The Indonesia Conference adalah forum diskusi untuk menghasilkan ide-ide baru dalam membawa kemajuan hubungan RI-AS. Lebih dari 300 orang menghadiri konferensi yang dibagi ke dalam tiga sesi yaitu politik, ekonomi dan pertahanan.
Konferensi ini dibuka oleh Dubes RI untuk AS, Dino Patti Djalal dan Ernest Z Bower, Penasihat Senior dan Sumitro Chair for Southest Asia Studies CSIS. Panel diskusi ini juga dihadiri oleh sejumlah pakar kawasan Indo-Pasifik antara lain Duta Besar Singapura untuk AS, Ashok Mirpuri, mantan Assistant Secretary Menlu AS Urusan Asia Timur & Pasifik, Kurt Campbell serta Direktur Asia-Pasifik IMF, Anoop Singh. Hadir pula anggota Komisi I DPR RI Hayono Isman dan Ketua KIKAS-KADIN John Riady. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tornado Texas Sapu 6 Jiwa
Redaktur : Tim Redaksi