jpnn.com - JAKARTA - Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan The 3'd Islamic Conference Labour Minister (lCLM) atau Konferensi Tingkat Menteri Tenaga Kerja OKI ke-3. Konferensi yang digelar di Jakarta sejak Rabu (28/10) ini bakal berakhir hari ini, Jumat (30/10).
Konferensi internasional ini dipimpin langsung oleh Menteri Ketenagakerjaan RI M Hanif Dhakiri. Penyelenggaraan dibuka secara resmi pada Kamis (29/10) oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.
BACA JUGA: Mirisss, Menyedihkan!!! Narkoba Sudah Menyebar Ke Seluruh Desa di Indonesia
Penyelenggaraan konferensi ICLM OKI yang juga dihadiri oleh Sekretaris Jenderal OKI, H.E. Mr. Iyad Madani ini dihadiri 35 negara anggota OKI (termasuk Indonesia), 2 negara observer yaitu Rusia dan Thailand serta 1 Subsidiary Bodies OKI. Konferensi Tingkat Menteri Tenaga Kerja OKI dihadiri langsung 15 Menteri Tenaga Kerja Negara-negara OKI.
Untuk konferensi kali ini mengusung tema "Mainstreaming Youth Employment and Occupational Safety and Health (OSH) in OIC Member States" (Pengarustamaan Tenaga Kerja Usia Muda serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
BACA JUGA: Andrinof Chaniago jadi Komut, ini Doa Sekper AP I
Sebagai pendahuluan Konferensi Tingkat Menteri Tenaga Kerja OKI ini diawali dengan Senior Officials Meeting (SOM) yang telah digelar Rabu (28/10) kemarin dengan dibuka secara resmi dan dipimpin Sekjen Kemnaker Abdul Wahab Bangkona.
Dalam sambutannnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pertemuan OKI di bidang ketenagakerjaan yang diselenggarakan tahun ini sangatlah tepat dan sejalan dengan kondisi ekonomi global yang sedang mengalami perlambatan. Kondisi krisis global yang dimulai sejak akhir tahun 2008 telah mendorong negara-negara industri untuk merestrukturisasi kembali bentuk kerjasamanya dengan melibatkan negara-negara berkembang dengan GDP yang tinggi.
BACA JUGA: Kementerian DPDTT Luncurkan Program UBK di 100 Desa
“Pertemuan OKI di bidang ketenagakerjaan mempunyai arti yang penting dalam mendorong perbaikan ekonomi global yang berimbas pada menurunnya kesempatan kerja di berbagai belahan dunia,” kata JK.
Dalam menyikapi kondisi pertumbuhan ekonomi global yang sedang melambat ini, JK mengatakan Pemerintah telah melakukan beberapa paket kebijakan penting di bidang ekonomi, yang diharapkan dapat mendorong iklim berusaha yang pada akhirnya menciptakan perluasan lapangan kerja. Kebijakan tersebut antara lain: deregulasi peraturan guna mendorong investasi asing di Indonesia, investasi Pemerintah di bidang infrastruktur dan energi, serta memacu perkembangan Usaha Kecil dan Menegah yang menjadi basis usaha ekonomi kerakyatan.
Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri menambahkan, dalam pertemuan ini dibahas mengenai isu ketenagakerjaan yang berkembang di negara-negara anggota OKI.
"Isu penanganan tenaga kerja muda menjadi fokus tema dari pertemuan ini, di samping tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Meningkatnya angka pengangguran pemuda secara global dan juga di kawasan negara anggota OKI telah menjadi perhatian bersama,” kata Hanif.
Hanif mengatakan, sebagai negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia, Indonesia memiliki peran yang cukup strategis dalam berkontribusi untuk memajukan kerjasama OKI di bidang ketenagakerjaan. Sebagai tuan rumah, Indonesia akan menjadi anggota Steering Committee untuk mengarahkan program-program kedepan dalam kerjasama OKI.
Tema yang diusung dalam Konferensi Tingkat Menteri Tenaga Kerja OKI tahun ini adalah: “Pengarusutamaan Tenaga Kerja Muda serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja di negara-negara anggota OKI”. Alasan pemilihan tema ini dilandasi oleh kondisi adanya peningkatan jumlah pengangguran muda secara global yang pada tahun 2014 telah mencapai angka 73,7 juta orang.
Kondisi ini juga dialami di negara-negara anggota OKI pada umumnya, di mana pertumbuhan populasi cenderung meningkat dengan proporsi usia muda (umur 15-24 tahun) yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok usia 25 tahun ke atas.
Bertolak dari kondisi tersebut, maka kerjasama di bidang ketenagakerjaan di antara negara anggota OKI antara lain ditujukan untuk kemajuan tenaga kerja muda. Pada tahun 2020-2030, Indonesia diprediksi akan mendapat bonus demografi di mana jumlah proporsi penduduk usia produktif akan meningkat, penduduk usia produktif diperkirakan akan mencapai 180 juta sementara usia nonproduktif hanya 60 juta.
Dalam rangka menghadapi hal tersebut Indonesia perlu menyiapkan angkatan kerja yang kompeten dalam upaya mengisi pasar kerja sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi melalui pembukaankesempatan kerja seluas-luasnya.
Aspek ketenagakerjaan lainnya yang penting dalam kerjasama OKI adalah menyangkut isu Kesehatan dan Keselamatan Kerja di tempat kerja, hal ini dilatarbelakangi dengan masih banyaknya kasus-kasus K3 yang terjadi di negara-negara OKI. Guna mewujudkan kondisi kerja layak dan produktif, maka mutlak untuk dipenuhinya K3 di tempat kerja.
Oleh sebab itu, peningkatan kerjasama di bidang K3 juga menjadi pilihan tema dalam konferensi tahun ini.
Terkait dengan situasi tersebut, dalam konferensi tahun ini, akan dibahas 4 agenda, yaitu:
1. Pembahasan atas perkembangan implementasi kegiatan dalam kerangka kerja OKI di bidang ketenagakerjaan;
2. Isu penanganan tenaga kerja muda;
3. Peningkatan program K3, serta
4. Pembahasan mengenai usulan pendirian Labour Centre di Baku, Azerbaijan dari Negara Azerbaijan
Konferensi Tingkat Menteri Tenaga Kerja OKI ke-3 diharapkan akan menghasilkan suatu Resolusi dan “Deklarasi Jakarta”, yang mendorong pelaksanaan konkret dari kerangka kerja OKI bidang ketenagakerjaan, sebagaimana yang disepakati di akhir konferensi.
Kerjasama Negara-negara OKI juga mencakup 6 area yaitu kerjasama di bidang ketenagakerjaan, yaitu Promosi K3, pengurangan angka pengangguran, pengembangan kapasitas angkatan kerja, penanganan tenaga kerja migran, strategi pembangunan informasi pasar kerja dan perlindungan sosial. (*)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pulau Pribadi Surya Paloh Disegel
Redaktur : Tim Redaksi